Inisiator KawalCovid-19 Elina Ciptadi menyoroti ketimpangan vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Elina menyebut pemerintah harus menjamin keadilan vaksin (vaccine equity) agar Indonesia dapat keluar dari pandemi Covid-19.
Menurutnya, tak boleh satu daerah mendapat banyak pasokan vaksin, sementara daerah lainnya kesulitan mengakses atau bahkan tak punya stok vaksin Covid-19.
"Jadi kita enggak bisa cari aman sendiri-sendiri. Kita akan keluar pandemi ini bersama-sama atau tidak sama sekali," kata Elina dalam sebuah webinar bersama AJI, Rabu (18/8) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Elina menyebut capaian vaksinasi Covid-19 di DKI tinggi, namun di daerah-daerah di luar Jawa-Bali cukup rendah.
Menurutnya, meski capaian vaksinasi Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 102 persen dosis pertama dari sasaran target, namun hal tersebut tidak bisa menjamin terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity).
Ia mengatakan masih ada mobilitas masyarakat keluar masuk Jakarta, atau mobilitas masyarakat di Pulau Jawa lainnya yang mungkin bersinggungan dengan mobilitas warga di Ibu Kota.
"Jadi enggak bisa 'oh kita amankan dulu DKI-Bali' itu secara ide mungkin bagus tapi kenyataannya enggak bisa begitu karena ada mobilitas penduduk," ujar Erlina.
"Kita enggak bisa hanya meng-herd immunity satu kabupaten kota, atau satu provinsi, harus keseluruhan," katanya menambahkan.
Menurut data Pemprov DKI Jakarta per 18 Agustus, persentase vaksinasi dosis pertama mencapai 102,8 persen dari target sasaran vaksinasi. Sementara dosis dua baru mencapai 49,8 persen.
Sementara itu capaian vaksinasi di luar Jawa-Bali masih rendah. Provinsi Maluku contohnya. Menurut data Kemenkes per 18 Agustus, total vaksinasi Covid-19 dosis pertama baru mencapai 17,49 persen dan 8,22 persen pada dosis dua.
Kemudian di Sumatera Barat, capaian vaksinasi dosis pertama hanya 15,22 persen dan 8,15 persen untuk dosis dua. Capaian vaksinasi terendah di Lampung dosis pertama 11,01 persen dan 7,29 persen dosis kedua.
Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi sebelumnya mengatakan vaksinasi Covid-19 di DKI Jakarta lebih tinggi karena kondisi penularan di Ibu Kota cukup masif. Dia juga menyinggung lambatnya penyuntikan vaksin di daerah jadi sebab capaian vaksinasi Covid-19 rendah.
(mln/fra)