Kronologi Tiga Pendaki Tewas di Gunung Bawakaraeng Gowa

CNN Indonesia
Kamis, 19 Agu 2021 13:43 WIB
Ketiga korban meninggal dunia karena mengalami hipotermia akibat cuaca ekstrem di puncak Gunung Bawakaraeng.
Ilustrasi pendaki. Tiga pendaki asal Gowa meninggal dunia usai mengibarkan merah putih di Gunung Bwakaraeng, Gowa. (Istockphoto/Natnan Srisuwan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tiga pendaki ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di sejumlah pos jalur pendakian, usai mengibarkan bendera merah putih pada HUT ke-76 RI di puncak Gunung Bawakaraeng, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (18/8).

Identitas korban masing-masing bernama Steven William Frits (21) mahasiswa Poltek Negeri Ujung Pandang (PNUP) ditemukan meninggal di pos 7, Zaenal Abidin (21), ditemukan meninggal di pos 6 dan Muh Rian (20) ditemukan meninggal di pos 5.

Mereka keseluruhan warga Kabupaten Gowa. Kapolsek Tinggimoncong, Iptu Hasan Fadhly mengatakan Tim SAR gabungan menemukan tiga pendaki tersebut dalam serangkaian pencarian sejak siang hingga malam hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korban ini berangkat ke Gunung Bawakaraeng sebanyak 8 orang. Namun, meninggal dunia ada 3 orang," kata Iptu Hasan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/8).

Hasan menjelaskan tiga korban tersebut berangkat bersama kelima rekannya ke Gunung Bawakaraeng untuk memperingati HUT ke-76 RI.

"Berangkat dari tanggal 14 (Agustus) subuh dini hari," sebutnya.

Mereka diba Kota Malino, Kabupaten Gowa, pada Sabtu sekitar pukul 22.00 WITA. Selanjutnya, mereka kembali berjalan, namun karena ada pos penyekatan di Lemo Lemo Patapang, lalu ke 8 pemuda membatalkan perjalanan lalu beristirahat di Masji Nurul Hidayah Malino.

Para pendaki kemudian mengurungkan niat melanjutkan perjalanan menuju Gunung Bawakaraeng. Tapi, sekitar pukul 02.30 WITA dinihari, ada salah satu teman korban menelpon menyuruh mereka ke Lembanna dengan alasan penyekatan tidak ada. Setelah mendapatkan informasi itu, ke-8 pemuda langsung bergegas menuju Lembanna dan tiba dengan cara menerobos pos pada pukul 03.00 WITA dini hari.

"Saat para personel sementara beristirahat," kaa Hasan.

Saat tiba di Lembanna, mereka bermalam dengan memasang tenda. Pada Minggu pagi 15 Agustus 2021 pukul 09.00 WITA, mereka naik ke gunung dan bermalam.

Pada 16 sampai 17 Agustus kondisi cuaca hujan dan angin kencang. Lantaran bahan makanan dam lampu penerangan tidak ada, ke-8 pemuda tersebut mempercepat meninggalkan puncak walaupun kondisi cuaca hujan dan angin kencang. Mereka kemudian bergerak secara bersama sama lalu saat berada di pos 7. Setelah itu, mereka kedinginan dan pada saat itulah mereka mulai terpisah.

Kemudian pada Rabu 18 Agustus sore, Tim SAR menemukan Steven William di pos 7 saat Tim SAR melakukan patroli. Setelah dievakuasi, selanjutnya didapatkan informasi dari Wahyudi bahwa Muh Rian meninggal dunia di antara pos 6 ke pos 5 lalu Tim SAR menuju ke TKP melakukan penyisiran. Saat berada di pos 7 ke 6 Tim SAR menemukan Zainal Abidin lalu dievakuasi ke Puskesmas.

Setelah tiba di Puskesmas, jenazah tersebut diperlihatkan kepada Wahyudi ternyata jenasah tersebut bukan Muh Rian akan tetapi Zainal Abidin. Pihak kepolisian pun lalu berkoordinasi dengan Basarnas dan pecinta alam Lembanna lalu melakukan penyisiran di antara pos 6 ke 5 bersama rekan korban Suardi untuk mencari keberadaan Muh Rian.

Hingga akhirnya jenazah Muh Rian ditemukan di pos 5 sekitar pukul 20.40 WITA. Ketiga korban meninggal dunia karena mengalami hipotermia akibat cuaca ekstrem di puncak Gunung Bawakaraeng.

"Jalan alternatif menuju ke Gunung Bawakaraeng sangat banyak dan semua jalur tersebut tidak mampu untuk disekat. Meski telah dibuat dua posko penyekatan. Kondisi cuaca ekstrem yang mana sebelumnya suhu mencapai 14 derajat celcius," ungkapnya.

(mir/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER