Survei: Presiden Lebih Baik Dari Kepala Daerah, Bukan Militer

CNN Indonesia
Kamis, 19 Agu 2021 21:07 WIB
Hasil survei Spektrum Politika Institute menyatakan kepala daerah dinilai paling cocok menjadi presiden ketimbang militer, polisi dan ketua umum partai.
Hasil survei menyatakan kepala daerah lebih cocok menjadi presiden berikutnya dibanding orang dengan latar belakang militer atau ketua umum partai politik (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil survei Spektrum Politika Institute menunjukkan bahwa kepala daerah merupakan latar belakang yang dinilai lebih cocok untuk menjadi presiden pada 2024 mendatang dibandingkan militer atau ketua umum partai politik.

Berdasarkan survei Spektrum Politika Institute, sebanyak 27 persen responden menilai bahwa kepala daerah cocok menjadi presiden. Sementara responden yang menilai militer lebih cocok menjadi presiden hanya 26 persen.

"Kepala daerah 27 persen. Militer, TNI, atau Polri 26 persen," demikian hasil survei Spektrum Politika Institute dalam dokumen yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (19/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, di peringkat ketiga, latar belakang yang cocok jadi presiden 2024 ditempati akademisi atau intelektual dengan 10,2 persen.

Kemudian di bawahnya ada tokoh agama 8,1 persen, pengusaha 6,4 persen, ketum parpol 4,8 persen, menteri 4,7 peren, tokoh ormas 4,2 persen, dan anggota legislatif 1 persen.

Spektrum Politika Institute menyatakan bahwa hasil ini sejalan dengan hasil survei elektabilitas calon yang menempatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di posisis tiga besar capres dengan elektabilitas tertinggi.

"Hasil ini kongruen dengan elektabilitas calon presiden yang mendudukkan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di top three," demikian menurut Spektrum Politika Institute.

Untuk diketahui, survei Spektrum Politika Institute dilakukan pada 5 hingga 17 Juli 2021 dengan melibatkan 1.240 sampel yang tersebar di 34 provinsi. Metode yang digunakan dalam survei ini ialah wawancara secara langsung dengan margin of error sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei Spektrum Politika Institute ini hampir sama dengan hasil survei Arus Survei Indonesia pada Juli 2021 silam. Mayoritas pakar atau pembentuk opini publik ingin agar presiden 2024 mendatang berasal dari klaster kepala daerah.

Hasil tersebut didapat dari lembaga Arus Survei Indonesia terhadap 130 pakar atau pembentuk opini publik 23 figur dari delapan klaster.

Dalam survei ini, Arus Survei Indonesia menggunakan metode uji kelayakan figur melalui tiga tingkatan yaitu meta-analisis, focus group discussion, dan penilaian terhadap figur terseleksi.

Pengambilan sampel para pakar dan pembentuk opini publik dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Seluruh kegiatan riset dilakukan pada 2 hingga 10 Juli 2021.

"Kepala daerah 49,6 persen, akademisi teknokrat 16,2 persen, partai politik 15 persen, TNI 6,3 persen, pengusaha 5,5 persen, menteri 3,9 persen, tokoh agama 2,4 persen, dan polisi 1,1 persen," kata Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif'an pada 13 Juli lalu.

(mts/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER