BMKG: NTB dan NTT Alami Hari Tanpa Hujan Sangat Panjang

CNN Indonesia
Selasa, 24 Agu 2021 23:24 WIB
Ilustrasi kekeringan. (AP/Jorge Saenz)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini mengenai potensi kekeringan meteorologis di sejumlah wilayah.

Kekeringan meteorologis merupakan kekeringan yang disebabkan tingkat curah hujan di suatu daerah di bawah normal.

Berdasarkan pantauan BMKG, sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami masa Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut dalam kurun waktu 31-60 hari atau sangat panjang.

Selain itu, dua wilayah tersebut juga mengalami HTH skala ekstrem panjang dengan durasi lebih dari 60 hari tanpa hujan.

"NTB dan NTT mengalami HTH dengan kategori sangat panjang dan ekstrem panjang," sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang CNNIndonesia.com terima, Selasa (24/8).

Lebih lanjut, BMKG mengategorikan sejumlah daerah dalam status awas, siaga, dan waspada.

Kategorisasi ini dilakukan dengan mengacu pada monitoring kejadian hari kering berturut-turut. Selain itu, BMKG juga memprediksi peluang hujan dengan curah kurang dari 20 milimeter per 10 hari atau masuk kategori rendah.

"Terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis pada beberapa kabupaten/kota," sebagaimana dikutip dari rilis BMKG.

Lebih lanjut, BMKG menyatakan sejumlah daerah di Provinsi NTB dan NTT masuk kategori awas. Daerah tersebut antara lain, Kabupaten Bima dan Sumbawa.

Sementara, sejumlah daerah di NTT antara lain, Kabupaten Alor, Belu, Flores Timur, Sumba Timur, Sikka, Timor Tengah Timur, dan Timor Tengah Selatan.

Adapun sejumlah daerah yang masuk kategori siaga antara lain, Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Pemekasa, Bondowoso, dan Bangkalan di Jawa Timur.

Kemudian, Kabupaten Buleleng dan Karangasem di Bali; Kabupaten Ende, Ngada, dan Sumba Barat di NTT, serta Kabupaten Lombok Timur di NTB.

Selain itu, BMKG juga menyebut sejumlah daerah lain mengalami HTH sangat panjang. Daerah tersebut antara lain, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Bali.

BMKG berharap dengan terbitnya peringatan dini ini, masyarakat bisa bersikap waspada dan mengambil langkah mitigasi.

Sebab, menurut BMKG, kekeringan ini bisa menyebabkan berkurangnya persediaan air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian.

"Serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan, dan perumahan," jelas BMKG.

Peringatan Curah Hujan

Selain mengingatkan akan potensi kemarau, BMKG juga menerbitkan peringatan dini curah hujan yang tinggi.

Sebab, meskipun hingga akhir Agustus sebanyak 85 persen wilayah di Indonesia memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah justru mengalami musim hujan.

Menurut BMKG, wilayah-wilayah tersebut berada di bagian utara Indonesia, antara lain, Maluku Utara, Pulau Seram, Papua Barat bagian timur, Papua bagian utara, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera bagian tengah.

"Masih ada atau beberapa wilayah justru sudah mengalami musim hujan," jelas BMKG.

(iam/pmg)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK