Emerson Yuntho Ungkap Dugaan Pungli di Samsat Kebon Nanas

CNN Indonesia
Minggu, 05 Sep 2021 14:40 WIB
Eks aktivis ICW Emerson Yuntho menyebut dugaan pungli oleh petugas Samsat Kebon Nanas berkisar Rp20 ribu dalam setiap proses bayar pajak dan perpanjangan STNK.
Mantan aktivis ICW, Emerson Yuntho mengungkap dugaan pungli di Kantor Samsat Kebon Nanas, Jakarta Timur. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pegiat Antikorupsi, Emerson Yuntho mengungkap dugaan pungutan liar (pungli) saat membayar pajak dan perpanjangan STNK mobil dan motor, di Kantor Samsat Kebon Nanas, Jakarta Timur.

Emerson membagikan cerita tersebut lewat akun Twitter pribadinya, @emerson_yuntho, Jumat (3/9). Ia sudah mengizinkan CNNIndonesia.com untuk mengutipnya.

Emerson mengaku selain menemani sang istri membayar pajak kendaraan, ia berniat melihat bagaimana pelayanan publik di Samsat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari pagi jam 8 hingga hampir jam 11 di Samsat Kebon Nanas Jaktim, saya lihat terjadinya praktik pungutan atau penerimaan liar yang dilakukan oleh (oknum) petugas. Saya juga berbincang dengan warga lain untuk memastikan soal pungutan ini," kata Emerson dalam cuitannya, yang dikutip Minggu (5/9).

Emerson menyebut ada sejumlah titik pungli di Samsat Kebon Nanas. Di masing-masing titik tersebut, nominal pungutannya berkisar Rp20 ribu.

Titik pertama dugaan pungli pada proses cek fisik mobil dan motor. Di titik ini, ada oknum petugas yang meminta uang sebesar Rp20 ribu tanpa tanda bukti yang jelas. Seharusnya, layanan pada proses tersebut gratis alias tanpa biaya.

"Petugas ada yang bersifat pasif (dikasih uang diterima) dan ada yang meminta uang dengan jelas sedikitnya Rp 20 ribu. Tentu saja tanpa tanda bukti," kata Emerson.

Kemudian, kata Emerson, titik pungli selanjutnya pada proses legalisir hasil cek fisik untuk mobil dan motor. Emerson mengatakan proses itu juga seharusnya gratis. Namun, ada petugas yang justru memungut biaya kepada para pengendara.

"Proses yang seharusnya gratis, namun di loket oknum petugas meminta uang Rp20 ribu untuk setiap dokumen yang masuk," ujarnya.

Menurutnya, titik pungli selanjutnya saat pendaftaran perpanjangan STNK. Orang yang tidak membawa surat kuasa dari pemohon turut dimintai uang sebesar Rp20 ribu oleh oknum petugas.

"Diluar temuan diatas, pastinya ada beberapa titik pungli yang terjadi dilingkungan Samsat. Temuan atau informasi soal pungli bisa dilihat dari ulasan di google 'Samsat Kebon Nanas'," katanya.

Lebih lanjut, mantan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) ini menduga masih ada titik-titik pungli lainnya di lingkungan Samsat Kebon Nanas selain di tiga titik tersebut.

Menurutnya, praktik pungli di lingkungan Samsat telah merusak citra Samsat dan kepolisian sendiri. Meski jumlah pungli relatif kecil, namun dengan ratusan pemohon di Samsat membuat nominal pungli yang diraup oknum petugas tentu sangat besar.

Emerson berharap kepolisian bisa melakukan perbaikan terkait pelayanan di kantor-kantor Samsat di seluruh Indonesia. Sehingga, praktik pungli yang memberatkan warga bisa segera dihapuskan.

"Informasi soal Pungli ini harapannya jadi perbaikan dan tindakan korektif di internal Samsat Kebon Nanas dan Samsat yang ada di seluruh Indonesia. Kita berharap pelayanan ke depan akan jadi lebih baik lagi, profesional dan tentu saja bebas pungli," ujarnya.

Terpisah, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyatakan pihaknya berjanji untuk memperbaiki pelayanan di Samsat Kebon Nanas usai menerima laporan terkait dugaan pungli tersebut. Ia juga berjanji akan meningkatkan pengawasan untuk mencegah praktik pungli terjadi lagi.

"Terima kasih atas masukannya. Nanti kami selidiki dan crosschek ke lapangan," kata Sambodo kepada CNNIndonesia.com, Minggu (5/9).

(rzr/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER