Sejumlah kecamatan di Kabupaten Bogor disebut berpotensi banjir bandang pada September mengingat hujan deras. Warga pun diminta bersiap siaga.
Pada Senin (6/9), banjir bandang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Bogor akibat hujan deras yang memicu luapan air Sungai Cidurian.
Berdasarkan data pemantauan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sejumlah Kabupaten Bogor, yang memasuki musim hujan pada September, berpotensi mengalami gerakan tanah pada kategori menengah hingga tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Curah hujan tinggi itu berpotensi pada banjir bandang. Wilayah-wilayah itu antara lain Caringin, Ciampea, Cibungbulang, Cigombong, Cijeruk, Ciomas, Dramaga, Kemang, Leuwiliang, Pamijahan, Rancabungur, Rumpin, Tamansari, dan Tenjolaya.
"Warga wilayah di Kabupaten Bogor patut siap siaga dan waspada," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa (7/9).
Di sisi lain, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspdaan terhadap potensi hujan dengan intensitas lebat.
"Pemerintah daerah perlu meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan mengingat informasi peringatan dini cuaca pada 7 hingga 8 September 2021, pukul 07.00 WIB, wilayahnya masih berpotensi hujan dengan intensitas lebat," ujar Abdul.
"Potensi tersebut dapat memicu terjadinya bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor," imbuhnya.
Berdasarkan data periode 2015-2019, Kabupaten Bogor merupakan wilayah yang sering terdampak banjir, cuaca ekstrem, hingga longsor.
Bahkan, dalam kurun 5 tahun terakhir Kabupaten Bogor termasuk wilayah dengan kejadian bencana hidrometeorologi basah paling tinggi di antara wilayah administrasi kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Lalu, berdasarkan analisis periode 2016-2020, Kabupaten Bogor juga merupakan wilayah yang sering terdampak bencana di antara kabupaten dan kota lainnya di Provinsi Jawa Barat.
Sedangkan di wilayah yang saat ini terdampak banjir, juga berpotensi mengalami fenomena gerakan tanah, seperti di Sukajaya, Jasinga dan Cigudeng.
Kategori menengah pada bahaya gerakan tanah menunjukkan daerah yang mempunyai potensi terjadi gerakan tanah apabila curah hujan di atas normal, terutama pada daerah perbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau lereng mengalami gangguan.
"Pada wilayah dengan potensi gerakan tanah tinggi apabila curah hujan di atas normal dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," ucap Abdul.
Sebelumnya, banjir bandang yang menerjang empat kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat menyebabkan 32 kepala keluarga (KK) atau 37 warga lainnya dan 50 santri terdampak.
(dis/arh)