Polri Koordinasi dengan Kominfo soal Hacker China Bobol BIN
Mabes Polri akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) usai kabar peretas (hacker) China membobol sistem Badan Intelijen Negara (BIN) dan sejumlah kementerian RI.
Sebelumnya, peneliti keamanan internet The Record, Insikt Group, menyebut upaya peretasan menyasar 10 kementerian dan lembaga pemerintah Indonesia, termasuk BIN.
"Ya dikoordinasikan ke kementerian tersebut," kata Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono kepada wartawan saat ditanya perihal hacker bobol BIN, Senin (13/9).
Mantan Kadiv Humas Polda Metro Jaya itu mengaku belum dapat menuturkan lebih lanjut mengenai langkah-langkah kepolisian terkait isu peretasan tersebut. Pihaknya masih melakukan komunikasi dengan sejumlah lembaga terkait.
Polri pun belum membuka penyelidikan untuk melakukan upaya lebih lanjut dalam hal penegakan hukum dalam menyikapi permasalahan tersebut.
"[Masih] dikoordinasikan," jelas dia.
Seperti dilansir The Record pada Jumat (10/9), upaya peretasan itu disebut ditemukan kali pertama pada April 2021 oleh peneliti Inskit. Kala itu, mereka tengah mendeteksi server pengendali dan control malware PlugX yang dioperasikan Mustang Panda.
Dalam temuannya, server tersebut ternyata berkomunikasi dengan beberapa host dalam jaringan pemerintah Indonesia. Mereka kemudian mengklaim bahwa telah memberi tahu temuan itu kepada pemerintah Indonesia pada Juni dan Juli 2021, namun tak direspons.
Peneliti Inskit juga belum mengetahui secara jelas mengenai metode ataupun target dari peretasan tersebut.
Namun, peretasan tersebut diduga dikaitkan dengan upaya spionase Tiongkok dalam menghadapi situasi yang menghangat di Laut China Selatan.
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar, Dave Laksono menilai institusi negara di Indonesia telah ditelanjangi imbas banyaknya kelemahan-kelemahan yang terjadi sehingga mudah diretas peretas atau hacker dari negara lain.
Dave menegaskan bahwa pemerintah butuh keseriusan lebih jauh lagi untuk membenahi persoalan peretasan ini. Terlebih lagi, dugaan peretasan ini menyerang lembaga yang memegang rahasia negara seperti BIN.
"Kalau institusi-institusi itu aja enggak aman bisa di-hack. Gimana dengan yang lain? Buktinya kemarin BPJS bobol, Kemenkes bobol," kata dia.
(mjo/kid)