1.000 Relawan Covid di Yogyakarta Ikuti Pelatihan dari Satgas

BNPB | CNN Indonesia
Selasa, 14 Sep 2021 10:21 WIB
Diharapkan, pelatihan yang digelar pada 11-17 September ini benar-benar membentuk 1.000 orang yang akan menjadi agen perubahan perilaku di tengah masyarakat.
Satgas Penanganan Covid-19 mengadakan serangkaian kegiatan Penggalangan dan Peningkatan Kapasitas 1.000 Relawan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta. Diharapkan, pelatihan yang digelar pada 11-17 September ini benar-benar membentuk 1.000 orang yang akan menjadi agen perubahan perilaku di tengah masyarakat. (Foto: Arsip BNPB)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satgas Penanganan Covid-19 mengadakan serangkaian kegiatan Penggalangan dan Peningkatan Kapasitas 1.000 Relawan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta.

Diselenggarakan pada 11-17 September, kegiatan tersebut mencakup Pelatihan Supervisi Lokal pada Sabtu (11/9), Praktik Mengajar Fasilitator pada Minggu (12/9), serta Penggalangan dan Peningkatan Kapasitas Relawan Covid-19 pada 13-17 September.

"Dalam jangka waktu lima hari tersebut, setiap harinya akan dilakukan sesi pelatihan yang dibagi ke dalam empat kelas dengan jumlah peserta 25 orang dalam tiap kelasnya. Jadi total peserta program pelatihan relawan berjumlah 1.000 orang dengan 200 relawan yang mengikuti pelatihan tiap harinya," kata Ketua Sub-bidang Logistik BKR Satgas Covid-19 Yono Reksoprodjo di Hotel The Alana, Yogyakarta, pada Senin (13/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para relawan yang mengikuti pelatihan adalah perwakilan dari berbagai daerah, instansi pemerintah, serta organisasi kemasyarakatan mitra kebencanaan di sekitar Riau. Yono menjelaskan, kelima materi yang akan diperoleh relawan meliputi cara pencegahan, penyebaran, dan kebijakan 3M, juga tentang gerakan 3T (testing, tracing, treatment).

Selanjutnya, materi juga mencakup soal relawan dan kerelawanan; teknik berkomunikasi yang efektif; dan penggunaan instrumen monitoring relawan Bersatu Lawan Covid (BLC).

"Harapannya pelatihan yang dilaksanakan selama lima hari ke depan benar-benar membentuk 1.000 orang yang akan menjadi agen perubahan perilaku yang membawa inspirasi dan harapan dalam penanganan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta," ujar Yono.

Menurut Deputi 2 Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi, dibutuhkan berbagai macam pendekatan yang langsung menyasar titik akar permasalahan dalam penanganan pandemi. Sehingga, gerakan ini menjadi bentuk kewaspadaan dan kemandirian dengan masyarakat sebagai ujung tombak.

"Upaya ini juga merefleksikan budaya gotong royong, sekaligus pengejawantahan prinsip demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat," tutur Prasinta Dewi.

Lebih lanjut dia mengatakan, penerapan sinergi pentahelix dibutuhkan sebagai antisipasi dan penanggulangan bencana, termasuk pandemi. Untuk itu, seluruh jajaran pemerintah daerah diharapkan memahami konsep kolaborasi yang terdiri dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, media massa, dan masyarakat.

Sejak awal pandemi, pemerintah DIY disebut telah memposisikan masyarakat sebagai subjek sekaligus partner aktif pencegahan Covid-19. Mewakili Gubernur DIY, Asisten Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta Aris Riyanto menyampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi pelaksanaan kegiatan itu.

Selanjutnya, kata Aris, gerakan dapat dilanjutkan atau digabungkan dengan komunitas daerah seperti Relawan Jaga Warga atau SRI sehingga menjadi kekuatan baru. Dia berharap, kegiatan ini dapat menjadi embrio kebaikan bagi masyarakat DIY.

"Kedispilinan dan kepedulian masyarakat adalah output yang dikehendaki dari berbagai pendekatan yang diformulasikan oleh Pemerintah DIY. Oleh karena itu, perlu kita syukuri bersama bahwa rasa peduli itu masih lekat dalam kehidupan sosial masyarakat DIY," ujarnya.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER