Bupati Kaimana Papua Barat Ungkap Masih Ada Penolakan Vaksin
Bupati Kabupaten Kaimana, Papua Barat, Freddy Thie mengaku masih ada penolakan vaksinasi Covid-19 dari masyarakat di wilayahnya.
"Ada penolakan masyarakat di wilayah perkampungan. Tapi untuk wilayah perkotaan, masyarakat sangat sadar dan bersedia divaksin, bahkan tanpa iming iming," ujar Freddy saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com di Manokwari, Selasa (14/9) malam.
Lihat Juga : |
Lantaran masih ada penolakan sejumlah warga di perkampungan, dia mengaku terus berkoordinasi dengan TNI/Polri dan juga instansinya untuk tidak bosan bosannya memberikan edukasi kepada masyarakat. Itu juga dilakukan untuk mengejar capaian kekebalan kelompok (herd immunity) 75 persen yang ditentukan pemerintah.
"Kaimana belum menyerah, segala cara akan kita lakukan untuk mengejar capaian itu," ungkapnya.
Soal target 75 persen, dia menyebut untuk mencapai target itu di bulan Desember 2021, setidaknya harus ada sekira 600 warga di vaksin setiap harinya kecuali hari libur.
"Hitungannya seperti itu, kita akan kejar capaian harian, bahkan berupaya lebih," ungkapnya.
Menurutnya, selain edukasi, rangsangan kepada yang belum divaksin juga perlu diberikan. Setidaknya ada dua manfaat ketika masyarakat mendapatkan sembako dari gelaran vaksinasi.
"Kita akan coba berikan rangsangan itu dengan harapan mereka datang membuka diri untuk divaksin bukan saja karena sembako tetapi karena tahu pentingnya vaksinasi," katanya.
Menyoal anggaran penanganan Covid-19, Freddy mengaku sekira Rp40 M anggaran yang digeser untuk penanganan Covid-19. Itu dilakukan berdasarkan petunjuk menteri. DAU (Dana Alokasi Umum) Kabupaten Kaimana sebutnya, sekira Rp500 Miliar.
"Kalau digeser 8 persen, berarti sekira 40 miliar. Itu baru alokasi untuk jadi gambaran untuk pergeseran. Karena kalau kasus melandai, kan anggaran bisa dipakai untuk yang lain," ungkapnya.
Dia juga menyebut telah memerintahkan Dinas Kesehatan untuk melakukan belanja keperluan medis secara bertahap, mengingat barang medis juga ada masa daluarsanya.
Sejauh ini, capaian vaksinasi Kabupaten Kaimana secara keseluruhan per 14 September 2021 untuk dosis pertama 25,9 persen atau 11.233 orang dari target sasaran 43.313 orang. Sedangkan untuk dosis ke dua, 15,4 persen atau 6.655 orang.
Rinciannya, untuk tenaga kesehatan di Kaimana yang sudah menerima suntikan dua dosis sebanyak 658 nakes dari target 902 nakes, namun belum ada satupun nakes yang menerima booster atau suntikan dosis ke tiga.
Untuk kategori pelayanan publik, dosis pertama sudah mencapai 53,0 persen atau 4.495 orang dari target 8.488 dan dosis dua baru 28,5 persen atau 2.420.
Pada kategori lansia, baru 231 orang yang disuntik dosis pertama dan 133 orang untuk dosis dua. Untuk kategori masyarakat rentan dan umum, sebanyak 5.120 dari target 23.478 orang yang sudah disuntik dosisi pertama, sedangkan dosis kedua baru 2.990 orang.
Kategori remaja 12-17 tahun, baru 648 remaja disuntik dosis pertama dan 465 untuk dosis ked dua dari target sasaran 8.171 remaja. Sedangkan untuk ibu hamil baru 8 orang yang disuntik dosis pertama.
Kaimana kata Freddy, telah menerapkan pembelajaran tatap muka lebih awal di banding daerah lain di Papua Barat. Selain berstatus PPKM level 2 dengan jumlah kasus aktif yang hanya tersisa 6 orang, banyak daerah perkampungan di Kabupaten Kaimana yang tidak memiliki akses internet.
"PTM di Kaimana sudah berlangsung, karena daring tidak bisa dilakukan. Fasilitas internet sangat terbatas dan belum menjangkau banyak wilayah. Dua tahun sudah cukup lama sehingga kita putuskan PTM dilaksanakan," terangnya.
(hen/kid)