Muncul Klaster Covid, Jepara Setop Belajar Tatap Muka Sekolah

CNN Indonesia
Rabu, 22 Sep 2021 18:24 WIB
Ilustrasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah selama pandemi virus corona (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah memutuskan untuk menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) di semua jenjang pendidikan sekolah, mulai PAUD, SD dan SMP. Langkah itu diambil usai muncul klaster penularan virus corona di Madrasah Tsanawiyah di Kecamatan Pecangaan.

"Untuk sementara pembelajaran tatap mukanya dihentikan, sambil menunggu hasil evaluasinya seperti apa. Kami belum bisa memastikan kapan kembali diperbolehkan pembelajaran tatap muka," kata Bupati Jepara Dian Kristiandi mengutip Antara (22/9).

Dian mengatakan keputusan untuk menghentikan pembelajaran tatap muka agar tidak muncul klaster penularan virus corona baru di sekolah lain.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Jepara Agus Tri Harjono siap menindaklanjuti keputusan Bupati Jepara meski sejauh ini SD, SMP, SMA di bawah naungan Disdikpora belum ditemukan kasus penularan.

"Secepatnya, kami akan berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk membahas penutupan pembelajaran tatap muka di semua sekolah," ujarnya.

Klaster Madrasah

Keputusan untuk menghentikan pembelajaran tatap muka tak lepas dari klaster penularan virus corona di Madrasah Tsanawiyah Al Muttaqim di Desa Rengging, Pecangaan, Jepara. Ada 25 siswa dan 3 guru yang positif Covid-19.

Mulai hari ini, Rabu (22/9) kegiatan belajar mengajar di madrasah tersebut disetop. Bupati Jepara Dian Kristiandi pun sampai meninjau langsung.

"Saat ini, kegiatan belajar mengajar di MTs tersebut diliburkan karena adanya kasus tersebut," kata Juru Bicara Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Kabupaten Jepara Muh Ali di Jepara, Rabu.

Penularan terungkap dalam proses wawancara siswa sebelum menerima suntikan vaksinasi. Mulanya, 100 siswa menerima suntikan vaksin virus corona pada 6 September lalu. Kala itu, tidak ada masalah.

Kemudian, ada agenda vaksinasi tahap kedua. Diusulkan 50 siswa terlebih dahulu. Dari 50 siswa, ada 24 yang dinyatakan tidak lolos screening. Sebanyak 24 siswa itu lantas menjalani tes swab pada 14 September. Hasilnya, mereka dinyatakan positif virus corona.

(bmw/antara/bmw/bmw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK