Puan Soroti Sekolah Jadi Klaster Covid: Jangan Curi Start PTM

CNN Indonesia
Rabu, 22 Sep 2021 19:38 WIB
Ketua DPR Puan Maharani mengkritik sekolah yang berusaha mencuri start menggelar pembelajaran tatap muka (PTM), padahal belum memenuhi syarat. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua DPR Puan Maharani mengkritik sejumlah sekolah yang berusaha mencuri start menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19, padahal belum memenuhi syarat.

Pernyataan Puan merespons temuan klaster penyebaran Covid-19 di sekolah, seperti terjadi di SMP Purbalingga, Jawa Tengah hingga Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Keselamatan siswa, guru dan lingkungan sekolah adalah hal yang pertama dan utama. Jadi sekolah yang belum memenuhi syarat jangan mencuri start PTM karena hanya akan membahayakan keselamatan siswa," kata Puan dalam keterangannya, Rabu (22/9).

Dia menerangkan, pedoman pemerintah terkait belajar tatap muka telah diatur lewat Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.

Menurut dia, sekolah hanya boleh menggelar pembelajaran tatap jika telah mendapat asesmen dari instansi terkait dan berada di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-3.

Dia meminta pemerintah menjatuhkan sanksi tegas berupa penutupan sementara kepada sekolah yang membandel terhadap aturan pemerintah. Dia juga mendorong sekolah agar melakukan tracing jika ditemukan klaster penyebaran Covid-19.

"Hal tersebut telah diatur dalam SKB 4 Menteri dan harus diikuti oleh semua penyelenggara pendidikan. Pihak Pemda juga agar melakukan random test Corona bagi sekolah-sekolah yang telah menggelar PTM sebagai bentuk pengawasan," katanya.

Selain itu, dia meminta sekolah agar tetap memberikan opsi belajar jarak jauh kepada siswa yang belum diperkenankan bertatap muka. Ia menolak tegas bentuk diskriminasi aturan terkait PTM di tengah pandemi.

"Sehingga pihak sekolah harus tetap memfasilitasi PJJ bagi murid yang tak diizinkan orangtuanya mengikuti PTM. Jangan sampai ada diskriminasi kepada peserta didik yang memilih opsi belajar dengan metode daring," katanya.

Sebanyak 151 siswa dinyatakan positif Covid-19 di salah satu SMPN 4 Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi kini telah menghentikan sementara proses PTM di sekolah tersebut.

"Untuk sementara waktu, seluruh pelaksanaan PTM di Purbalingga dihentikan sementara sampai ada evaluasi lebih lanjut, sampai ada SOP lebih rigid terkait pelaksanaan PTM," kata Dyah kepada CNN TV, Rabu (22/9).

Sementara itu, data Kemendikbudristek hingga 20 September mencatat sebanyak 2,8 persen atau 1.296 sekolah dari jenjang SD-SMA melaporkan klaster penyebaran Covid-19 selama PTM terbatas. Jumlah itu berdasarkan hasil survei yang Kemendikbudristek lakukan terhadap 46.500 sekolah.

Infografis Syarat Sekolah Boleh Tatap Muka. (CNN Indonesia/Fajrian)
(thr/pmg)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK