Jelang Muktamar, PWNU Jabar Gelar Konferwil Akhir Oktober

CNN Indonesia
Jumat, 01 Okt 2021 17:16 WIB
Ketua PWNU Jawa Barat mengatakan saat ini pihaknya masih fokus untuk menggelar Konferwil yang dijadwalkan pada 30-31 Oktober 2021.
PBNU akan menggelar muktamar ke-34 pada akhir Desember 2021. (Dok. Istimewa)
Bandung, CNN Indonesia --

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan penyelenggaraan Muktamar ke-34 akan digelar pada akhir Desember 2021 di Lampung. Salah satu agenda muktamar yaitu pemilihan ketua umum PBNU yang akan dilaksanakan dengan mekanisme pemungutan suara alias voting.

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah mengatakan pihaknya menyambut baik Muktamar ke-34 PBNU. Kendati demikian, pihaknya saat ini belum berbicara kandidat lantaran masih fokus pada Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-18 PWNU Jabar.

"Kita belum bicara soal itu (dukungan kandidat) karena belum concern ke arah sana. Konsentrasi kami yaitu mempersiapkan diri menggelar konferensi wilayah, 30-31 Oktober," kata pria yang akrab disapa Gus Hasan saat dihubungi, Kamis (30/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun tema konferwil kali ini yaitu Kemandirian NU untuk Kemaslahatan Umat.

"Kita mengangkat isu-isu kita sederhana terkait kemandirian masyarakat. Bagaimana NU mengembangkan ekonomi rakyat," ujarnya.

Adapun soal kandidat, lanjut Gus Hasan, PWNU Jabar belum mengusulkan siapapun kandidat yang mau diusung pada muktamar mendatang.

"Masing-masing bisa mencalonkan diri. Kita nanti kita diskusikan dengan teman-teman soal harapannya seperti apa. Kita di pengurus wilayah mewakili cabang-cabang, belum sampai mendiskusikan ke arah sana (kandidat)," cetusnya.

Sebelumnya, PBNU memutuskan penyelenggaraan Muktamar ke-34 akan digelar pada 23-25 Desember 2021 di Lampung.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menyatakan keputusan itu diambil berdasarkan musyawarah yang melibatkan Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal PBNU Ahmad Helmi Faishal Zaini.

Calon Ketum PBNU pada muktamar mendatang diketahui telah diputuskan akan menggunakan metode pemungutan suara. Hal itu merupakan salah satu hasil rekomendasi dari Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar NU yang digelar di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu-Minggu (25-26/9).

"Untuk Ketum nanti dipilih oleh para pemilih suara berdasarkan one man one vote," kata Ketua Steering Committee Munas dan Kombes NU, Ahmad Ishomuddin saat Konferensi persnya, Minggu (26/9).

Sementara itu, pemilihan Rais Aam PBNU nantinya akan dipilih melalui metode Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa). Metode Ahwa merupakan mekanisme perwakilan yang diisi oleh ulama-ulama senior yang dipilih oleh pengurus NU seluruh Indonesia untuk memilih Rais Aam PBNU dengan cara musyawarah mufakat.

Sistem Ahwa ini pernah digunakan untuk memilih Rais Aam PBNU saat Muktamar pada 2015 lalu di Jombang. Ishomuddin bercerita awalnya sempat diusulkan pula agar metode pemilihan Ketum PBNU di Muktamar mendatang melalui mekanisme Ahwa. Namun, keputusan Komisi Organisasi dalam Konbes NU memutuskan tak jadi menggunakan metode tersebut.

"Bahwa metode Ahwa hanya ditetapkan di Muktamar mendatang hanya memilih Rais Aam. Bukan memilih Ketum," kata Ishomuddin kala itu.

(hyg/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER