Bursa Ketua PBNU Selain Said Aqil versi Survei, Ada Gus Baha
Survei Indostrategic mengenai kandidat Ketua Umum PBNU memunculkan sejumlah nama selain petahana Said Aqil Siroj. Survei tersebut juga menemukan elektabilitas Said Aqil hanya berada di urutan ketiga.
Dalam survei Indostrategi, KH Marzuki Mustamar mendapatkan dukungan tertinggi sekitar 24,7 persen. Marzuki Mustamar saat ini menjabat sebagai Ketua Pengurus Wilaya Nahdlatul Ulama (PWNU) provinsi Jawa Timur.
Posisi kedua dalam survei Indostrategic diduduki KH Hasan Mutawakkil Alallah dengan raihan 22,2 persen. Pada 2020 lalu Hasan Mutawakkil terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Daerah atau Musda MUI Jatim X Tahun 2020, sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.
"KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur) dengan dukungan tertinggi sekitar 24,7 persen, disusul KH Hasan Mutawakkil Alallah 22,2 persen, KH Said Aqil Siradj 14,8 persen yang juga incumbent Ketum PBNU saat ini," kata Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam dalam keterangan tertulis, Kamis (7/10).
Nama Said Aqil selaku petahana duduk di urutan ketiga dengan 14,8 persen. Said sebelumnya menyatakan siap maju kembali dalam pencalonan ketua umum PBNU. Namun, dia mengaku masih menunggu restu sejumlah kiai.
Nama berikutnya dalam bursa Ketum PBNU versi survei Indostrategic adalah KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha. Dia memperoleh 12,4 persen suara dukungan.
Baha ada kiai muda NU yang video ceramah-ceramahnya bertebaran di media sosial. Dia salah satu tokoh muda yang populer di jagat maya.
Umam menyebut kemunculan Baha dan dan kandidat lain dengan elektabilitas melebihi Said adalah tanda keinginan Nahdliyyin untuk regenerasi kepemimpinan.
"Munculnya nama-nama baru dengan dukungan warga Nahdliyyin yang memadai di bursa ini, juga bisa dipengaruhi oleh kuatnya aspirasi regenerasi kepemimpinan, untuk menghadirkan warna NU yang lebih fresh dan dinamis," ujarnya.
Indostrategic melakukan survei ini pada 23 Maret- 5 April 2021 dengan mengikutsertakan 1.200 orang responden. Survei ini memiliki ambang batas kesalahan (margin of error) sebesar 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
(dhf/wis)