Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Semarang turun ke jalan menggelar sidang rakyat mengritisi 7 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Aksi diawali dengan menggelar long march dari kawasan Kota Lama menuju Kantor Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (21/10).
Sesampai di depan kantor Ganjar, massa mahasiswa menggelar orasi yang dilanjutkan dengan sidang rakyat. Satu per satu mahasiswa menyampaikan pendapatnya soal kinerja Jokowi selama memimpin Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tema utama orasi itu, di antaranya, isu penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu, omnibus law UU Cipta Kerja, hingga pelemahan KPK.
"Apa hasilnya dari Jokowi selama ini? Janji-janjinya mana? Penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu tidak terdengar, omnibus law menindas rakyat, dan kini justru kita ditunjukkan dengan upaya pelemahan KPK. Mana kerja Jokowi", ungkap Fajar Sodiq, koordinator aksi dalam orasinya.
Aksi demo mahasiswa di Semarang ini mendapat pengawalan ketat dari aparat Polrestabes Semarang dan Kodim Semarang. Protokol kesehatan dan keamanan masyarakat tetap dipegang aparat dalam melakukan pengamanan.
"Kami persilakan adik-adik mahasiswa, silakan menyampaikan pendapatnya. Yang penting jaga prokesnya, jangan ricuh apalagi anarkis. Masyarakat lain juga butuh kenyamanan", kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar yang memantau jalannya aksi.
Sementara itu, aksi mahasiswa memperingati 7 Tahun Jokowi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, oleh aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Kamis (21/10), diamankan oleh 2.149 personel gabungan.
"Ada 2.149 personel gabungan," kata Kepala Subbahian Humas Polres Metro Jakarta Pusat AKP Sam Suharto kepada wartawan di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat.
Dia juga meminta agar massa aksi dapat tetap mematuhi protokol kesehatan dan menghindari kerumunan.
"Kita mencegah timbulnya kerumunan hingga mengakibatkan klaster baru. Karena sudah di atur dalam UU terkait kesehatan masyarakat diatas segalanya," ujarnya.
Sam mengklaim, dalam pengamanan aksi kali ini aparat akan mengedepankan perilaku humanis kepada massa aksi. "Intinya hindari bersifat eksesif. Anggap yang melakukan unjuk rasa yaitu adik-adik kita," kata Sam.
(dmr/tfq/arh)