UPDATE CORONA 26 OKTOBER

Rangkuman Covid: Usul Tes PCR Rp75 Ribu, Obat Corona Tiba Akhir Tahun

CNN Indonesia
Selasa, 26 Okt 2021 20:03 WIB
CJNNIndonesia merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, Selasa (26/10).
Ilustrasi Covid-19 di Indonesia. (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pandemi virus corona (covid-19) telah menjangkiti Indonesia selama 19 bulan terakhir. Selama masa itu, Indonesia juga disebut telah melalui puncak kasus covid-19 gelombang satu pada akhir 2020 dan awal 2021 terkait libur Natal dan tahun baru (Nataru), serta gelombang kedua yang terjadi pasca Idulfitri Juni-Agustus 2021.

Kendati perkembangan kasus covid-19 mulai menurun, sejumlah ahli memprediksi gelombang ketiga bisa terjadi pada akhir 2021 atau awal 2022. Lonjakan kasus itu bisa terjadi bahkan pada provinsi dengan cakupan vaksinasi covid-19 yang tinggi seperti DKI Jakarta.

Belakangan ini, publik juga dibikin resah perihal aturan wajib tes PCR pada moda transportasi udara. Merespons protes warga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Kesehatan menurunkan tarif PCR hingga menjadi Rp300 ribu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun penetapan itu juga dinilai masih mahal lantaran pemerintah berencana menetapkan kebijakan wajib PCR ke seluruh moda transportasi. CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut.

PKS Usul Tarif PCR Turun Jadi Rp75 Ribu

Anggota Komisi IX DPR RI, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Alifudin, mengatakan harga tes PCR seharusnya bisa ditetapkan Rp75 ribu. Menurutnya, harga tes PCR seharusnya bisa diturunkan ke harga tes antigen yang berlaku saat ini.

Ia menduga, para pengusaha laboratorium tes PCR sudah meraup untung besar sejak pandemi covid 19 di Indonesia. Atas dasar itu, menurutnya, harga tes PCR seharusnya bisa lebih murah dibandingkan perintah Jokowi yakni sebesar Rp300 ribu.

Menkes Pastikan Tidak Ada Subsidi PCR

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklaim batasan tarif tertinggi metode tes PCR di Indonesia termasuk yang murah dibanding di bandara-bandara internasional lainnya. Oleh karena itu, pemerintah tak berencana memberi subsidi.

"Apakah akan ada subsidi? pemerintah tidak merencanakan ada subsidi, karena kita memang lihat harganya yang sudah diturunkan itu sudah cukup murah," kata Budi dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Perekonomian RI, Selasa (26/10).

Wamenkes Nilai PCR Rp300 Ribu Masuk Akal

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menilai instruksi Presiden Jokowi untuk menurunkan batasan tarif tertinggi PCR Rp300 ribu sudah ideal dan masuk akal.

Dante menyebut, besaran harga yang diminta Jokowi tentu telah melalui pertimbangan, mulai dari harga reagen PCR hingga serangkaian operasional seperti jasa pelayanan, bahan medis habis pakai (BMHP), biaya administrasi, overhead, dan komponen biaya lain.

"Dari kerangka tersebut, setelah dihitung-hitung kelihatannya angka 300 ribu itu menjadi angka yang mungkin masuk akal dan riil untuk dilaksanakan," kata Dante dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube KPK RI, Selasa (26/10).

Puluhan Ribu Orang Teken Petisi Tolak PCR Syarat Wajib Pesawat

Puluhan ribu orang menandatangani petisi online meminta pemerintah menghapus syarat wajib tes PCR pada moda transportasi udara, dan meminta pemerintah mengembalikan opsi rapid test antigen sebagai syarat perjalanan dalam moda penerbangan.

Dari pantauan CNNIndonesia.com hingga pukul 17.10 WIB, Selasa (26/10), petisi melalui platform Change.org yang pertama kali dibuat oleh salah seorang engineer pesawat Dewangga Pradityo Putra ini sudah didukung oleh 41.667 suara masyarakat lainnya.

Rangkuman Covid-19 di Indonesia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER