DKI Akan Uji Lagi Ikan Teluk Jakarta Terkait Cemaran Paracetamol
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta akan menguji lagi sampel ikan yang diambil dari Teluk Jakarta. Sebelumnya, dari hasil pengujian laboratorium pertama, didapatkan hasil ikan di Teluk Jakarta tidak terpapar paracetamol.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan pengujian sampel dilakukan pihaknya untuk peneguhan hasil uji.
"Biasanya memang kita melakukan duplo, tes duplo namanya, jadi ada dua kali tes. Untuk peneguhan hasil uji kalau bahasa lab-nya," kata Eliawati di Balai Kota Jakarta, Selasa (26/10).
Ia lalu menjelaskan, untuk pengujian pertama, pihaknya mengambil 23 sampel biota laut dari beberapa titik di Teluk Jakarta. Sampel itu lalu diuji di laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) DKI Jakarta.
"Dari 23 itu, yang bisa dites hanya 22 sampel, yang satu lagi karena kecil banyak tanahnya sehingga hanya 22 yang dilakukan pengujian. Jadi hasilnya tanggal 12 Oktober oleh Labkesda tidak terdeteksi parasetamol," katanya.
Ia mengatakan hasil itu pun kemudian diserahkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta untuk dibuat laporan komprehensif. DLH sebelumnya menguji sampel air di Teluk Jakarta.
"Jadi kita menunggu dulu teman-teman dari LH, setelah itu kita akan uji banding ke lab yang lain," katanya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya menyatakan penelitian Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) menemukan bahwa produk ikan dari Teluk Jakarta, DKI Jakarta tidak terpapar kandungan paracetamol.
"Hasil terbaru untuk pengujian parasetamol sudah ditanyakan ke KPKP yang sudah melakukan penelitian, ikan-ikan yang ada di situ, alhamdulillah, hasilnya negatif, ini hasil penelitian terakhir," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10).
Di sisi lain, Kepala DLH KI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan berdasarkan kajian yang dilakukan pihaknya, memang ditemukan adanya kandungan Paracetamol di Teluk Jakarta.
Namun ia menyebut, kandungan paracetamol itu tidak sebanyak laporan sebuah studi berjudul Konsentrasi Tinggi Paracetamol di Wilayah Perairan Teluk Jakarta, Indonesia yang ditulis peneliti Oseanografi LIPI Wulan Koagouw dan beberapa peneliti lain.
"Kalau kajiannya kita sudah selesai untuk yang paracetamol, memang nilai yang kita peroleh tidak sebesar yang dirilis oleh BRIN. Ada (kandungan) sekitar 200 nanogram, kalau BRIN 600-an kalau enggak salah," kata Asep di Balai Kota Jakarta, Senin (25/10).
Adapun pengujian yang dilakukan DKI ini merupakan buntut dari laporan sebuah studi berjudul 'Konsentrasi Tinggi Paracetamol di Wilayah Perairan Teluk Jakarta, Indonesia' yang ditulis peneliti Oseanografi LIPI Wulan Koagouw dan beberapa peniliti lain.
Penelitian ini melibatkan sampel dari empat wilayah teluk di Jakarta dan satu dari wilayah teluk di Jawa Tengah.
Hasil dari penelitian sampel tersebut menunjukkan wilayah perairan tersebut telah terkontaminasi, dan beberapa kandungannya adalah senyawa dari obat-obatan.
Data pada penelitian awal ini menunjukkan sejauh mana kualitas wilayah perairan tersebut Dan hasilnya adalah kandungan yang ada di perairan tersebut melewati batasan paramater dari standar kualitas air laut di Indonesia.
Kemudian yang menarik dari hasil penelitian tersebut adalah ditemukannya kandungan paracetamol yang tinggi pada dua wilayah di Jakarta, yaitu Angke dan Ancol Kandungan paracetamol yang terkandung di Angke bahkan mencapai 610 nanogram per liter. Sedangkan di Ancol kandungannya mencapai 420 nanogram per liter.
(yoa/ain)