Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap melanjutkan agenda rapat kerja organisasi dan tata kelola (Ortaka), Jumat (29/10) di tengah pelaksanaannya yang terus memanen kritikan.
Pantauan CNNIndonesia.com, Ketua KPK Firli Bahuri dan dan para anak buahnya masih berada di Sleman pada 29 Oktober 2021 pagi. Mereka melakoni agenda gowes santai dengan rute Mapolsek Ngemplak-Warung Kopi Klotok, Pakem.
Firli dan rombongan terpantau berangkat dari Mapolsek Ngemplak pukul 06.39 WIB. Nampak pula pimpinan KPK lainnya Lili Pintauli di kelompok pesepeda berbeda. Tertulis pada file panduan rapat kerja, agenda ini diikuti sekitar 80 peserta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurang lebih pukul 07.37 WIB, Firli cs tiba di Warung Kopi Klotok. Beberapa menit berselang, jenderal polisi bintang tiga itu sudah terhanyut dalam lantunan musik angklung yang tersaji.
Eks Kabaharkam Polri itu juga sempat mengambil alih salah satu instrumen alat musik. Ia menabuh bedug bass untuk memainkan Pamer Bojo dan Sewu Kuto sambil berjoget sebelum melanjutkan agenda sarapan pagi.
"Kegiatan kita kali ini adalah membangun kebersamaan, KPK bangga melayani bangsa. Adapun alat atau pun instrumen yang kita pakai adalah olahraga bersama dengan menggowes sepeda," kata Firli di Warung Kopi Klotok.
Adapun kegiatan kali ini diikuti oleh 55 peserta dari jajaran pimpinan serta pejabat struktural KPK.
"Filosofi sepeda itu semakin kita kayuh dia akan berjalan maju, tetapi secepat apa sepeda kita atur kendalikan penyeimbangan diri," sambungnya.
Ia mengklaim serangkaian agenda termasuk permainan dalam gowes ini telah disusun sedemikian rupa menyesuaikan dinamika berorganisasi. Intinya, semua demi menyatukan komitmen, tujuan, cara bertindak, visi dan misi.
"Kalau di (Warung Kopi) Klotok tentu kita dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah terkait dengan pertumbuhan ekonomi. Tentu kita membantu dan sekarang kita ada di Jogja menikmati restoran mewah, mepet sawah," kelakar Firli.
Sebelumnya, kritik mengalir deras lantaran penyelenggaraan rapat kerja selama 27-29 Oktober 2021 di Sleman, DIY, itu dianggap terlalu mewah dan diwarnai kegiatan tak esensial.
Mantan Penyidik KPK Novel Baswedan juga menilai rapat kerja di luar kota pada masa pandemi Covid-19 menunjukkan ketidakpekaan pimpinan lembaga antirasuah itu dalam menggunakan anggaran negara. Terlebih, lanjut dia, di gedung KPK sebenarnya banyak ruangan yang cukup luas untuk mengadakan rapat.
Senada, Mantan Direktur Sosialisasi dan Kampanye KPK, Giri Suprapdiono menyebut negara sampai harus berutang demi membiayai gaya hidup mewah pimpinan dan pejabat KPK era Firli Bahuri ini. Mulai dari menginap di hotel bintang 5, nyanyi dan ngopi bareng, bayar komika sembari kongkow santai, hingga bersepeda santai.
Firli menolak agenda KPK di Sleman ini disebut hanya untuk bersantai ria. Ia dan jajarannya melalui rapat kerja kali ini tetap punya tugas evaluasi kinerja 2019-2021, termasuk rencana dua tahun ke depan.
"Kita evaluasi menyeluruh. Evaluasi itu tidak hanya sekadar capaian kinerja. Tetapi kita juga melakukan evaluasi efektivitas dan efisiensi kelembagaan. Efektivitas dan efisiensi terkait dengan anggaran, tentang program," imbuhnya.
Berikutnya, kata Firli, pihaknya masih punya agenda membangun peta jalan KPK sampai 2045. Karena menurutnya pada masa itu diprediksi Indonesia masuk ke dalam 5 kekuatan ekonomi dunia.
"Karena itu KPK harus memberikan sumbangsih, memberikan peran. Saya kira itu, karena untuk memberikan peran itulah KPK menyusun roadmap KPK 2022-2045 dan tentu ada periodesasi 10 tahun, 14 tahun, dan sampai 23 tahun yang akan datang," urainya.
(kum/ain)