Ahli soal RS DKI Penuh Pasien Pneumonia: Jadikan Alarm Lonjakan Covid
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai kondisi salah satu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di DKI Jakarta yang dikabarkan mulai dipadati pasien anak-anak dengan keluhan pneumonia perlu menjadi alarm serius oleh pemerintah.
Dicky menyebut, pneumonia merupakan radang paru yang diakibatkan sejumlah bakteri dan virus. Namun terkini pneumonia juga banyak ditemukan pada pasien yang terinfeksi virus corona (Covid-19).
"Ini menjadi pertanda serius, mengingat di tengah cakupan testing dan tracing yang selama ini rendah pada anak. Jadi ini memang harus menjadi alarm serius, bahwa kasus infeksi covid-19 pada anak harus kita telusuri, khawatir menjadi lonjakan," kata Dicky kepada CNNIndonesia.com, Jumat (29/10).
Dicky menyebut, apabila temuan itu terjadi juga pada mayoritas rumah sakit, maka sudah saatnya pemerintah aktif melakukan strategi surveilans pada anak-anak. Ia mengingatkan, kendati anak merupakan golongan yang rendah peluangnya untuk terinfeksi, menurutnya, anak-anak tetap saja berisiko, bahkan bisa berujung kematian.
Lihat Juga :SUARA ARUS BAWAH Tes PCR Bikin Biaya Transportasi Bengkak, Warga Minta Subsidi |
Apabila melihat data sebaran usia kasus covid-19 di laman Satgas Penanganan Covid-19 RI per 28 Oktober 2021, maka dapat dilihat setidaknya 1 persen anak berusia di bawah 18 tahun di Indonesia meninggal akibat terinfeksi virus corona. Bila dihitung dari kumulatif kasus kematian secara keseluruhan, maka 1,2 persen itu kurang lebih 1.433 anak Indonesia.
Adapun untuk kasus konfirmasi covid-19, pada usia 0-5 tahun sebanyak 2,9 persen atau 123.033 balita terpapar covid-19. Sementara untuk usia 6-18 tahun, Satgas mencatat 10,1 persen atau sekitar 428.495 anak terpapar covid-19 di kelompok usia itu.
"Ini juga memberi pesan penting, bahwa sekali lagi, anak walaupun dia risiko rendah tapi dia tetap bisa terinfeksi bahkan meninggal," kata dia.
Dicky juga meminta pemerintah untuk melakukan akselerasi program vaksinasi covid-19 dengan sasaran anak remaja usia 12-17 tahun. Ia juga berharap dalam waktu dekat, WHO dapat merestui pemberian vaksinasi pada anak berusia di bawah 12 tahun.
Kementerian Kesehatan per 28 Oktober mencatat, dari total sasaran vaksinasi 26.705.490 anak berusia 12-17 tahun. Baru 14,58 persen yang mendapatkan dosis pertama, dan 11,92 persen yang rampung mendapatkan suntikan vaksin covid-19 secara lengkap.
"Vaksinasi pada anak harus disegerakan capaiannya, terutama saat ini yang 12 tahun dikejar. Lindungi anak dengan cara cakupan vaksinasi dewasa harus dituntaskan, setidaknya tercapai 80 persen, baik yang berisiko tinggi atau populasi lainnya," ujar Dicky.
Adapun sebelumnya, kabar soal penuhnya salah satu RSUD di Jakarta oleh pasien anak yang mengidap pneumonia diunggah satu akun Twitter. Akun itu menjelaskan, kondisi tersebut terjadi di rumah sakit tempatnya bekerja.
Namun demikian, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria merespons kabar tersebut dengan menyatakan bahwa keterisian ruang perawatan pasien anak dengan pneumonia secara keseluruhan di Jakarta yang didapatkannya melalui laporan dinas kesehatan, masih dalam keadaan normal.
(mln/ain)