Warga pada empat Rukun Warga (RW) di Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan terkena dampak banjir yang menggenangi wilayah tersebut sejak Minggu (7/11) malam akibat luapan air di Kali Ciliwung.
Lurah Pejaten Timur, Mohamad Rasyid saat ditemui Antara di lokasi, Senin (8/11), mengatakan genangan banjir di permukiman warga mulai naik pada pukul 23.00 WIB.
"Untuk warga yang terdampak ada RW 5, 6, 7 dan 8. Itu sekitar 500-an warga dari empat RW itu," kata Rasyid.
Rasyid mengatakan, luapan air di Kali Ciliwung membuat tinggi banjir mencapai dua meter lebih yang menggenangi rumah warga dan memutus aktivitas warga sejak Minggu malam.
Pantauan Antara di lokasi, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Uumum (PPSU) bersama warga bergotong royong membersihkan lumpur akibat banjir tersebut. Kemudian di beberapa RT, salah satunya, yakni, RT 17 masih tergenang air sekitar 20 sentimeter (cm).
Sejumlah wilayah lainnya juga masih digenangi air banjir. Kendati demikian, warga yang terdampak juga masih belum ada yang mengungsi di posko banjir.
"Karena memang mereka naik ke atas, rumah biasanya ke lantai dua atau yang tidak terkena terlalu tinggi mereka tetap di rumah, atau ke rumah tetangga," ujar Rasid.
Hingga kini personel penyelamatan pemadam kebakaran masih bersiaga di lokasi dan terus memberikan imbauan kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap sisa lumpur banjir.
"Lokasi ini sering ya karena daerah dan rendah cekungan emang kalau ciliwung naik yang utama ya ini, dan rencana kena normalisasi," tutur Rasid.
Kelurahan Pejaten Timur telah menyiapkan petugas, perahu hingga mendirikan tujuh posko pengungsian guna mengantisipasi kenaikan muka air di Sungai Ciliwung.
Rasyid mengatakan posko banjir tersebut disiapkan bagi warga yang kerap tergenang banjir saat permukaan air meningkat di Sungai Ciliwung.
"Setiap RW ada posko banjir. Kita sudah siagakan dan persiapkan posko banjir di tingkat rw itu ada di RW 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan satu kelurahan," kata Rasyid.
Rasyid menambahkan posko pengungsian tersebut berada di sejumlah masjid dan mushola yang berada di wilayah tersebut.
Rasyid menyebutkan satu perahu milik Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan juga disiagakan untuk mengevakuasi warga karena rumahnya terendam banjir.
"Pengungsian kita ada di posko banjir Kelurahan, Masjid, Mushola dan tempat RW yang terdampak banjir," tutur Rasyid.
Lebih lanjut, dia menuturkan banjir yang melanda Pejaten Timur sejak Minggu (7/11) malam tidak menimbulkan korban jiwa.
"Sejauh ini tidak ada korban, mereka rata-rata pedagang. Begitu banjir naik, mereka ke pasar, begitu surut mereka balik bersih-bersih rumah," ungkap Rasyid.
(antara)