Banjir Kalbar Versi BNPB: Faktor Cuaca, Intensitas Hujan Tinggi

CNN Indonesia
Rabu, 10 Nov 2021 08:01 WIB
BNPB memahami bahwa banjir yang terjadi di Kalimantan Barat karena faktor cuaca, dalam hal ini curah hujan yang tinggi menyebabkan hulu Kapuas meluap.
Ilustrasi banjir di Sanggau, Kalimantan Barat. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/Rei/pd/15.)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito melakukan kunjungan ke lokasi terdampak banjir di Sintang, Kalimantan Barat, Selasa (9/10). Dalam kesempatan itu Ganip menekankan pentingnya upaya yang dilakukan pemerintah daerah bersama BPBD dalam memitigasi bencana.

Dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (10/11), BNPB memahami bahwa banjir yang terjadi di Kalimantan Barat karena faktor cuaca, dalam hal ini curah hujan yang tinggi. BNPB beranggapan bahwa intensitas hujan yang tinggi menyebabkan air di wilayah hulu Sungai Kapuas meluap. Sehingga, terjadi banjir.

Ganip justru mengingatkan kepada pihak terkait seperti pemerintah daerah untuk bersiaga dan melakukan mitigasi. Sehingga, dampak bencana hidrologi itu dapat dicegah atau paling tidak dikurangi. Upaya yang perlu dilakukan yakni tata kelola ruang yang baik dan benar dan perilaku masyarakat untuk lebih peduli dan memahami tentang pemanfaatan alam yang berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bencana hidrometeorologi sebenarnya bencana yang bisa kita cegah. Dengan apa? dengan penggunaan ruang hidup yang benar, kemudian perilaku masyarakat kita yang memahami tentang penggunaan alam dan seisinya itu untuk kehidupannya," jelas Ganip dalam keterangan persnya, Rabu (1/11).

Ganip juga megingatkan, fenomena La Nina di Indonesia masih akan terjadi sampai Februari 2022. Hal itu, kata dia, dapat memicu terjadinya peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan dari 20 persen hingga 70 persen.

"BNPB sejak dari awal telah mengingatkan para BPBD untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana hidrometeorologi basah dengan mitigasi, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Kita harus siaga terus," kata Ganip.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Ganip Warsito menyerahkan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) senilai Rp1,5 miliar guna percepatan penanganan banjir yang melanda di empat Kabupaten di Kalimantan Barat. Rinciannya: Rp500 juta guna mendukung penanganan banjir di Kabupaten Sintang, Rp500 juta diberikan kepada Kabupaten Malawi, Rp250 juta untuk Kabupaten Sekadau dan Rp250 juta untuk Kabupaten Sanggau.

BNPB sebelumnya juga telah mengirimkan bantuan logistik dan peralatan kepada Pemerintah Kabupaten Sintang berupa makanan siap saji 504 paket, lauk pauk 501 paket, matras 300 buah, selimut 300 buah, masker KF94 5.000 lembar, tenda pengungsi 2 set dan perahu polyethylene 2 buah. Kepada Pemerintah Kabupaten Melawi, BNPB juga menyerahkan bantuan lain berupa makanan siap saji 504 paket, lauk pauk 501 paket, matras 300 buah, selimut 300 buah dan masker KF94 5.000 lembar.

Pernyataan Ganip soal pemicu banjir diketahui berbeda dengan pendapat Gubernur Kalbar, Sutamidji yang menyebut banjir di Sintang diakibatkan oleh deforestasi dan pertambangan. Berdasarkan pantauan pihaknya, bencana banjir yang melanda 12 kecamatan di Sintang itu telah menyebabkan dua warga meninggal dan 140.468 jiwa terdampak.

Sutarmidji menuturkan, hutan-hutan di Kalbar sudah habis lantaran Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) banyak diberikan kepada perusahaan. Sementara itu, banyak juga perusahaan yang menebang kayu sembarangan dan tidak bertanggung jawab. Konsesi lahan itu kemudan banyak mengurangi lahan hutan atau deforestasi. Ia menyebut, akibat konsesi itu, resapan air pun turut berkurang. Imbasnya, ketika musim hujan tiba, air yang turun tidak dapat terserap.

(yla/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER