Hujan Deras Lagi, Warga Sintang Khawatir Banjir Kembali Parah
Salah satu warga Kota Sintang, Kalimantan Barat, Antonius Edy Setiawan, mengabarkan hari ini, Rabu (10/11) di wilayah itu turun hujan cukup deras.
Oleh karena itu, sambungnya, ia dan sejumlah warga mengaku khawatir banjir yang telah terjadi setidaknya dalam 20 hari terakhir akan semakin parah.
Anton menerangkan hujan lebat disertai angin kencang mulai mengguyur daerahnya pukul 17.00 WIB. Sampai pukul 19.28 hujan itu, kata dia, masih konsisten kelebatannya.
"Mulai sore tadi sampai sekarang Sintang diguyur hujan deras disertai angin kencang. Kemungkinan besar membuat debit air meningkat," kata Anton kepada CNNIndonesia.com, Rabu malam.
Di lokasi sekitarnya, beradasarkan pantauan Anton sekitar pukul 19.30 waktu setempat, ketinggian banjir telah mencapai kisaran 2-3 meter.
Ia menyebut, daerah yang paling parah terdampak banjir yaitu daerah daerah yang berada di sekitar dua sungai.
"Terutama daerah pemukiman yang dekat sungai Melawi dan sungai Kapuas," ujarnya.
Lihat Juga : |
Ia mengatakan saat ini sedikitnya 2 ribu kepala keluarga (KK) sudah mengungsi karena banjir tak kunjung surut dari tiga minggu lalu. Anton menyebut para pengungsi sudah terlihat jenuh.
Pada satu sisi, kata Anton, para pengungsi membutuhkan tempat tinggal sementara. Namun, di sisi lain, para pengungsi juga malu dan mati gaya karena tak bisa apa-apa selama di pengungsian.
"Kami tidak tahu sampai kapan Sintang akan tenggelam terus seperti ini. Para pengungsi sudah terlihat mulai jenuh karena tidak bisa bekerja," kata dia.
"Yang menumpang/mengungsi di rumah sanak famili juga sudah merasa tidak enak atau tidak nyaman, karena tidak ada pendapatan, sementara kebutuhan sehari-hari harus dipenuhi," imbuhnya.
Sementara itu, ia menyebut, titik-titik perekonomian yang menyediakan kebutuhan sebagian besar terendam banjir.
"Seperti Pasar Masuka, Pasar Inpres. Ruko ruko penyedia sembako banyak tutup terendam banjir," ucapnya.
Terkait itu, pria yang juga dosen perguruan tinggi swasta di Sintang itu mengaku hanya bisa membuat dapur umum bersama para mahasiswanya. Sebab, banyak warga yang kesulitan mendapat makanan meskipun pemerintah sudah memberikan bantuan.
"Jadi saya bersama mahasiswa saya mendirikan dapur umum untuk mensuplai makanan siap saji untuk para pengungsi di posko pengungsian dan korban banjir yang masih bertahan di rumah mereka," ucapnya.
Diketahui, Banjir telah merendam Sintang selama 20 hari. Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengakui bahwa banjir disebabkan oleh deforestasi dan pertambangan.
Ia menduga banyak lahan yang sudah dikonsesi di daerah aliran sungai dan sekitarnya menjadi rusak dan daya serapnya berkurang. Sehingga, ketika hujan deras mengguyur, airnya tidak terserap banyak dan menyebabkan banjir berkepanjangan.
(yla/kid)