Satgas: RI Belum Pernah Lewati Libur Panjang Tanpa Lonjakan Kasus

CNN Indonesia
Kamis, 11 Nov 2021 18:47 WIB
Warga mengikuti vaksinasi Covid-19 dosis pertama dan kedua di halaman SMPN 53 kawasan Kali Baru, Cilincing, Jakut, Selasa, 26 Oktober 2021. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyebut Indonesia belum pernah sama sekali melewati libur panjang tanpa kenaikan kasus virus corona secara signifikan.

Satgas mencatat sejauh ini sudah ada tiga kali masa libur panjang yang menghasilkan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Lihat Juga :

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengimbau agar periode libur panjang yang lalu dapat menjadi pembelajaran baik bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan, juga bagi masyarakat Indonesia agar tetap menahan mobilitas yang tidak perlu. Selain itu juga disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

"Periode liburan panjang adalah tantangan bagi kita semua. Berkaca dari pengalaman, Indonesia belum pernah berhasil melewati periode tersebut tanpa kenaikan kasus," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (11/11).

Wiku kemudian memaparkan pada libur panjang Idulfitri 2020, kenaikan kasus harian Covid-19 di Indonesia mencapai 68-93 persen, pun dengan kasus mingguan yang bertambah 2.889 hingga 3.917 kasus.

Kemudian pada periode libur Maulid Nabi dan Natal 2020, saat itu peningkatan kasus terjadi hingga mencapai 95 persen. Wiku menyebut kala itu jumlah penambahan kasus harian sudah mencapai 1.157-5.477 kasus dalam sehari.

Puncaknya adalah libur panjang Idulfitri 2021, Wiku menjelaskan kenaikan kasus Covid-19 harian naik 12 kali lipat atau tembus 1.237 persen. Penambahan kasus mingguan juga tercatat mencapai 13.931 hingga 324.207 kasus dalam sepekan.

"Maka dari itu, seluruh elemen masyarakat harus bekerja ekstra keras dan berkolaborasi mencegah kejadian serupa," kata dia.

Lebih lanjut, Wiku juga mewanti-wanti agar pemerintah daerah selalu menerapkan kebijakan yang efektif dan berlandaskan data serta situasi di lapangan. Ia juga meminta agar penyelenggara atau manajemen tempat wisata disiplin dan taat pada ketentuan pemerintah.

Wiku mengatakan lantaran tempat wisata berpotensi mengalami peningkatan jumlah pengunjung, maka ia mewajibkan penyelenggara memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi sebagai screening Covid-19 pengunjung sebelum memasuki area wisata ataupun tempat publik lainnya.

"Mengingat pada periode liburan, tempat tujuan wisata dan fasilitas publik biasanya mengalami peningkatan jumlah pengunjung. Satgas harapkan kepada seluruh penyelenggara untuk membentuk Satgas protokol kesehatan di tempat fasilitasnya masing-masing," ujar Wiku.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyoroti tingginya jumlah mobilitas warga Indonesia di tengah pandemi virus corona. Hal itu WHO sampaikan melalui laporan situasi Covid-19 mingguan per 10 November 2021 dengan data yang diambil pada 5 November 2021.

WHO lantas menyoroti akses pergerakan masyarakat di lima provinsi pulau Jawa yang masih mengalami peningkatan mobilitas paling tinggi khususnya di sektor ritel dan tempat rekreasi, peningkatan mobilitas itu menurut WHO bahkan telah terjadi sejak September lalu.

Adapun kelima provinsi tersebut yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan DI Yogyakarta.

Infografis Jangan Terbuai Covid Landai. (Dok. BNPB)
(pmg)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK