Babi yang mati mendadak di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, positif terpapar virus flu babi Afrika (African Swine Fever/ASF).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Agam Farid Muslim mengungkapkan temuan itu berdasarkan hasil laboratorium Balai Veteriner Bukittinggi yang keluar pada Senin (20/12).
"Ini berdasarkan investigasi lapangan Balai Veteriner Bukittinggi yang dikirimkan, namun kami tidak mengetahui hasil laboratorium, terkait metode dan jenis virus itu," ujar Farid di Lubukbasung, dikutip Antara, Jumat (24/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan sampel babi yang mati secara mendadak itu diambil oleh tim gabungan berasal dari Balai Veteriner Bukittinggi, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan Sumbar pada Rabu (8/12) lalu.
Tim gabungan mengambil sampel berupa tulang tengkorak, tulang bagian tubuh lainnya, tanah lokasi babi mati mendadak dan sumber air setelah mendapat laporan dari warga soal puluhan babi mati mendadak.
"Tim menemukan dua organ tubuh babi dan salah satu sampel tulang babi yang diambil itu positif ASF," katanya.
Guna mencegah penularan ke hewan liar lain, ia mengimbau warga jika menemukan babi mati mendadak untuk melaporkan ke UPTD Puskeswan terdekat.
"Di Agam tidak ada peternak babi, dan kami mewaspadai menular ke hewan lainnya, karena virus itu tidak bisa menular ke manusia," katanya.
Sebelumnya, warga Maua Hilia Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, untuk pertama kalinya menemukan puluhan bangkai babi di lahan perkebunan mereka. Temuan bangkai babi tersebut terjadi sejak tiga bulan lalu.
(antara/sfr)