ANALISIS

Mubazir ASN Komcad, Cuma Jadi Beban TNI

CNN Indonesia
Kamis, 30 Des 2021 11:22 WIB
Mendorong ASN jadi komponen cadangan dinilai sebagai upaya mubazir. Hal krusial yang dibutuhkan saat ini adalah pengembangan profesional dan teknologi militer.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Komandan Upacara Brigjen Yusuf Ragainaga mengecek kesiapan pasukan pada upacara penetapan Komponen Cadangan Tahun Anggaran 2021 di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (7/10/2021). (ANTARA FOTO/ANTARA FOTO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Langkah pemerintah mendorong aparatur sipil negara (ASN) menjadi Komponen Cadangan (Komcad) dianggap tak relevan. Rencana ini dinilai mubazir dan bakal membebani tentara profesional.

Program tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo tentang Peran Serta Pegawai ASN sebagai Komponen Cadangan dalam Mendukung Upaya Pertahanan Negara.

"SE ini diperuntukkan bagi pegawai ASN agar ikut serta dalam pelatihan komponen cadangan dalam rangka mendukung upaya pertahanan negara," kata Tjahjo dalam keterangan tertulis, Selasa (28/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Rizal Darmaputra mengatakan pemerintah tak bisa sembarangan merekrut anggota komponen cadangan.

Rizal menjelaskan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang menjadi dasar hukum Komcad dibahas pada era Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. RUU itu digodok dengan semangat menutupi kebutuhan militer dengan melapis kekuatan dari anggota komponen utama, yakni prajurit TNI reguler.

Karena itu, pemerintah hanya akan merekrut masyarakat dengan profesi atau keahlian khusus, seperti dokter, tenaga medis, pilot, insinyur, dan lainnya. Mereka direkrut, dilatih, dan dimobilisasi melalui pendidikan militer, serta terikat dalam masa dinas waktu tertentu.

"Jadi enggak sembarangan siapa saja anggota masyarakat nih yang direkrut. Enggak bisa sembarang orang," kata Rizal kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Rabu (29/12) malam.

Semangat rekrutmen Komcad, kata Rizal, tidak dilakukan secara masif atau tanpa pilih-pilih seperti sekarang. Menurutnya, pelaksanaan rekrutmen Komcad itu berbeda dengan semangat pembentukan RUU itu pada masa Ryamizard.

Rekrutmen anggota Komcad ala Prabowo dinilai mubazir dan tidak relevan. Menurutnya, kekuatan tentara reguler sudah cukup banyak dan terlatih.

"Jadi Komcad yang sekarang ini menurut saya lebih banyak mubazirnya, apalagi buka sampai merekrut ASN secara umum. Menurut saya enggak relevan," ujar Rizal.

Infografis Komcad, Pasukan Bela Negara Baru IndonesiaFoto: CNNIndonesia/Basith Subastian
Infografis Komcad, Pasukan Bela Negara Baru Indonesia

Anggaran Mubazir

Rizal mengatakan alokasi anggaran dengan jumlah mencapai angka Rp1,37 triliun dalam setahun untuk program Komcad mubazir.

Menurutnya, pilar utama peperangan saat ini adalah teknologi dan profesionalisme tentara yang tidak bisa dibentuk dalam waktu singkat. Karenanya, ia menyayangkan anggaran itu digunakan untuk merekrut Komcad secara masif, alih-alih mengembangkan teknologi militer.

"Jadi dananya itu kemudian di-pending untuk merekrut tentara lapis kedua ini, ya sayang karena tidak bisa membentuk suatu prajurit yang profesional, yang handal dalam tempo yang singkat," tuturnya.

Menurutnya, anggaran tersebut lebih baik dialokasikan untuk peremajaan alat utama sistem pertahanan negara (Alutsista), kesejahteraan, kesehatan, dan peningkatan pendidikan prajurit.

"Prajurit kan masih jauh dari sejahtera," ujar Rizal.

Berlanjut ke halaman berikutnya...



Komcad Membebani Tentara Profesional

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER