Sebanyak 30 rumah di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, rusak akibat hujan lebat dan angin kencang yang melanda daerah tersebut pada Sabtu (8/1), pukul 16.00 waktu setempat.
Peristiwa itu berdampak di dua desa, yaitu Desa Raja dan Lengkong, Kecamatan Bua, dengan rincian rumah rusak berat 14 unit dan rusak ringan 16 unit. Di samping itu, sebanyak 120 jiwa mengungsi ke tempat kerabat terdekat.
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu menyebutkan tidak ada korban jiwa atau luka-luka akibat peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BPBD yang dibantu TNI, Polri dan unsur terkait lain terus memberikan pertolongan kepada warga yang terdampak," ungkap Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari melalui keterangan tertulis, Minggu (9/1).
Melihat peringatan dini cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada hari ini Sulawesi Selatan masih berpotensi hujan dengan intensitas tinggi yang disertai petir atau kilat dan angin kencang.
Sementara itu, kejadian serupa juga menerjang wilayah Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, pada Jumat (7/1), pukul 17.00 waktu setempat.
Hingga Sabtu (8/1), tercatat tiga unit rumah rusak berat, 25 unit rusak ringan, dan satu unit masjid rusak ringan. Selain itu, angin kencang juga mengakibatkan pohon tumbang yang menimpa jaringan listrik hingga mengganggu akses di jalan Industri Maracang.
"Selain kerusakan material, bencana ini juga mengakibatkan satu orang warga luka ringan dan 28 Kartu Keluarga (KK) atau 93 orang terdampak," kata Abdul.
Wilayah yang terdampak, yaitu di Desa Babakan Cikao (Kecamatan Babakan Cikao), Kelurahan Ciseureuh dan Munjul Jaya (Purwakarta), Desa Ciwangi (Bungursari) serta Desa Kertajaya, Sawah Kulon dan Cidahu (Pasawahan).
Lebih lanjut, Abdul mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk waspada dan siap siaga dalam menyikapi potensi bahaya angin kencang.
Ia mengatakan masyarakat dapat mengantisipasi dampak maupun mengurangi risiko dengan melakukan pengecekan dan penguatan pada atap rumah, memangkas ranting-ranting pohon sehingga tidak mudah roboh, dan mengaktifkan rencana kesiapsiagaan keluarga, khususnya menghadapi puncak musim hujan di Januari hingga Februari.
"Apabila berada di luar ruangan, hindari berteduh atau berlindung di bawah pohon dan papan reklame saat angin kencang berlangsung," tandasnya.
(mrh/bir)