Indonesia & ASEAN Dorong Realisasi 5 Butir Konsensus untuk Stabilitasi

Kementerian Luar Negeri | CNN Indonesia
Senin, 10 Jan 2022 17:07 WIB
Indonesia bersama dengan negara-negara yang tergabung dalam asosiasi negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) mendorong implementasi lima butir konsensus untuk stabilisasi dan demokrasi Myanmar. (Foto: Dok. Kemlu RI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia bersama dengan negara-negara yang tergabung dalam asosiasi negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) mendorong implementasi lima butir konsensus untuk stabilisasi dan demokrasi Myanmar.

Pada tahun 2021, terjadi krisis politik di Myanmar yang dipicu oleh kudeta militer terhadap pemerintahan demokratis. Guna mengatasi krisis tersebut, para pemimpin ASEAN mengadakan ASEAN Leaders Meeting (ALM) di Jakarta pada 24 April 2021, dan berhasil menyepakati Five-Point Consensus (5PC).

"Dari sejak awal, Indonesia terus menunjukkan komitmen untuk berkontribusi. Atas usul Presiden Indonesia, maka pertemuan para Leaders ASEAN diselenggarakan di Jakarta pada April 2021 dan menghasilkan Five-Point Consensus," kata Menlu RI Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2022, Kamis (6/1).

Konsensus sebanyak 5 butir atau 5PC ini menjadi pegangan bagi ASEAN dalam membantu menyelesaikan krisis politik di Myanmar. Namun demikian, hingga saat ini belum semua poin dalam 5PC dilaksanakan.

"Sebelum ada kemajuan pelaksanaan Five-Point Consensus, akan sulit bagi ASEAN untuk mengundang political level representative dari Myanmar dalam pertemuan ASEAN. ASEAN harus memegang teguh komitmen bersama tersebut," kata Retno.

Dia menambahkan, saat ini sudah hampir satu tahun krisis politik terjadi di Myanmar. Jika situasi ini terus berlarut, tidak hanya stabilitas dan keamanan Myanmar yang akan terganggu, melainkan juga ASEAN dan kawasan lebih luas.

Guna membantu mengatasi situasi kemanusiaan di Myanmar, Indonesia telah mengirimkan bantuan kemanusiaan pada September 2021 sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan ASEAN.

"Safety and well-being rakyat Myanmar juga selalu menjadi perhatian Indonesia," kata Retno.

(aor)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK