Pemerintah Bakal Pisahkan Data Kasus Omicron Impor dan Transmisi Lokal

Kemenko Perekonomian | CNN Indonesia
Senin, 10 Jan 2022 20:19 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah bakal melakukan pemisahan data antara kasus Covid-19 berasal dari impor dengan transmisi lokal.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah bakal melakukan pemisahan data antara kasus Covid-19 berasal dari impor dengan transmisi lokal. (Arsip Kemenko Perekonomian).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bahwa pemerintah bakal mencatat secara terpisah data kasus yang berasal dari Pelaku Perjalananan Luar Negeri (PPLN) atau imported cases dengan dalam negeri. Hal ini termasuk dalam penanganan kepada pasien yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron.

Airlangga menyebut, tambahan kasus aktif yang terjadi belakangan ini sebagai besar berasal dari PPLN. Sebanyak 5 persen-10 persen PPLN sejak akhir Desember 2021 terkonfirmasi positif, sekitar 70 persen kasus baru berasal dari Jawa-Bali, dan sekarang masih ada sekitar 29 persen PPLN karantina di hotel.

"Akan dilakukan pemisahan data antara kasus PPLN (imported cases) dengan kasus penularan di dalam negeri (transmisi lokal), sebagai dasar dalam penetapan Level PPKM," kata Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga menjelaskan, penambahan kasus dari PPLN sangat signifikan di daerah pintu masuk PPLN, antara lain di Provinsi DKI Jakarta dan Kepulauan Riau, sehingga hal ini mempengaruhi penilaian level PPKM di Provinsi/Kabupaten/Kota yang menjadi Entry Point.

Beberapa daerah yang menjadi entry point antara lain untuk Bandar Udara di Bandara Soekarno Hatta, Juanda dan Sam Ratulangi. Sedangkan untuk Pelabuhan Laut di Batam, Tanjung Pinang dan Nunukan, serta untuk Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Aruk, Entikong dan Motaain NTT.

"Ada treatment khusus, misalnya di pintu masuk bandara dan pelabuhan. Catatan kasus PPLN akan dipisahkan dengan kenaikan kasus lokal/ wilayah," kata Airlangga.

"Jadi misalnya yang terjadi di Bandara Soetta dan RSPI Sulianto Saroso (untuk PPLN), secara khusus akan berbeda dengan kenaikan kasus di Jakarta pada umumnya," tambahnya.

Selanjutnya, akan dilakukan juga pengintegrasian Sistem Monitoring PPLN, sejak informasi awal kedatangan dari Imigrasi (Kemenkumham), Karantina (Aplikasi Monitoring Karantina Presisi Polri), hingga selesai atau keluar dari tempat karantina.

Akselerasi Vaksinasi

Selain soal pemisahan data kasus impor dan lokal, Airlangga juga menyampaikan update terkini mengenai vaksinasi. Secara nasional, capaian Vaksinasi Dosis-1 sebesar 81,7 persen, dengan sejumlah 256 Kabupaten/ Kota yang telah mencapai di atas 70 persen untuk cakupan Dosis-1 Umum dan 60 persen cakupan Dosis-1 Lansia.

Sementara, laju rata-rata vaksinasi dalam seminggu terakhir adalah 766.830 Dosis/ hari. Vaksinasi Dosis Primer Lengkap ditargetkan selesai pada Kuartal II - 2022, dengan target vaksinasi harian sebesar 1,2 Juta/ hari. Mengenai pelaksanaan Vaksinasi Dosis Lanjutan (Booster) direncanakan akan dimulai pada 12 Januari 2022.

"Vaksin Booster yang sudah mendapatkan EUA dari BPOM yaitu vaksin Sinovac/ CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax. Berdasarkan hasil kajian, booster itu akan diberikan pada sasaran usia 18 tahun ke atas," ucap Airlangga.

Airlangga juga menambahkan bahwa untuk Vaksin Merah Putih, sudah ada beberapa yang masuk pada tahap uji coba, seperti vaksin Unair dan Biotis, serta vaksin Nusantara yang digarap BUMN dan Baylor College.

"Lalu, terkait perkembangan Vaksin Nusantara tentunya akan terus didorong, dan ini diterapkan di RS, tetapi implementasinya agak berbeda karena berbasis pelayanan dalam bentuk imunoterapi untuk meningkatkan imunitas," kata Airlangga.

(osc)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER