Didi Soekarno Tegaskan Rachmawati Tak Terkait Partai Perkasa
Didi Soekarno menegaskan mendiang ibunya, Rachmawati Soekarnoputri, tidak terkait dengan Partai Perkasa. Pernyataan itu menyusul perubahan nama Partai Pelopor yang didirikan Rachmawati menjadi Partai Pergerakan Kebangkitan Desa (Perkasa).
Didi menyampaikan Rachmawati memang menggagas pembentukan Partai Pelopor. Akan tetapi, dia menyebut Rachmawati tak ada ikut campur dengan perubahan nama partai itu.
"Ibu saya memang pendiri Partai Pelopor yang wafat pada 3 Juli 2021 sehingga tidak lagi relevan dihubungkan dengan Kongres Partai Pelopor yang diadakan pada 9 Oktober 2021 yang antara lain mengubah nama Partai Pelopor menjadi Partai Perkasa serta Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai lainnya," kata Didi dalam keterangan tertulis, Kamis (13/1).
Pria yang menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu berkata Partai Perkasa bukan sarana serta prasarana perjuangan Bung Karno dan Rachmawati Soekarnoputri. Perubahan nama partai itu pun keinginan pengurus, bukan keinginan Rachmawati.
Didi menyampaikan ibunya berjuang di politik untuk meneruskan gagasan Bung Karno. Rachmawati, ucapnya, mengamalkan amanat alinea keempat UUD 1945 dalam perjuangan politiknya.
"Pernyataan yang menyatakan bahwa seolah-olah ada perjuangan Bung Karno dengan ajaran-ajarannya dan ada perjuangan Rachmawati Soekarnoputri dengan ajaran-ajarannya yang berbeda dengan Bung Karno adalah tidak benar," tuturnya.
Sebelumnya, Partai Perkasa yang dipimpin Ketua Umum Eko Suryo Santjojo disahkan lewat surat keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Partai itu awalnya bernama Partai Pelopor.
Pelopor didirikan pada 2002. Rachmawati berperan sebagai pendiri partai. Partai politik tersebut pernah mengikuti pemilu pada 2004 dan 2009 meski gagal menembus parlemen.
Usai berganti nama menjadi Partai Perkasa, sejumlah pengurus kembali membawa-bawa nama mendiang Rachmawati. Majelis Tinggi Partai Perkasa, Bony Z. Minang menyebut perubahan nama partai merupakan kehendak Rachmawati.
"Kan Bu Rachmawati udah berpulang. Ya ini adalah karena pemikiran beliau juga ke sana untuk kepentingan secara nasional. Menyejahterakan, mengangkat kebangkitan ekonomi desa," ucap Bony kepada wartawan, Kamis (6/1).
(dhf/gil)