Kepala Subbidang Tracing Satgas Penanganan Covid-19 Koesmedi Priharto mengatakan pihaknya sedang mengkaji rencana penggunaan gelang chip untuk mengawasi orang yang sedang karantina.
Koesmedi menyebut gelang tersebut akan dilengkapi dengan chip sehingga dapat memantau pergerakan orang yang sedang karantina dari jarak jauh.
"Ini sedang kita coba cari ya, apakah mungkin seorang yang dikarantina diberikan gelang. Kemudian, kita bisa memonitor dengan chip yang ditaruh di sana. Orang ada di mana, posisinya seperti apa, kan kita bisa lihat," kata Koesmedi dalam diskusi daring Polemik MNC Trijaya FM, Sabtu (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koesmedi berkata banyak masalah dalam proses karantina selama ini. Dia berpendapat perlu cara-cara baru yang lebih mutakhir untuk membuat karantina menjadi lebih efektif.
Dia menyampaikan ada beberapa kelemahan dalam sistem penelusuran kasus Covid-19 menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Menurutnya, metode itu tidak bisa selalu mendeteksi keberadaan orang yang sedang karantina.
"Kalau PeduliLindungi ditaruh di handphone, kan bisa ditinggal sama dia. Kemudian, dia pergi ke mana-mana kita enggak bisa monitor dia. Kalau chip, dipasang di badan orang itu sendiri," ujarnya.
Sebelumnya, karantina dalam rangka mencegah penularan Covid-19 di Indonesia diwarnai masalah. Ada kasus Rachel Vennya, selebgram yang menyuap anggota TNI untuk lolos dari karantina.
Kemudian, ada kasus anggota DPR Mulan Jameela yang terlihat berjalan-jalan di mal saat masa karantina. Saat itu, Mulan baru pulang dari perjalanan ke Turki.
Masalah karantina juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Dia memerintahkan anak buahnya untuk memperbaiki sistem karantina.
"Saya minta betul-betul utamanya yang terkait dengan Omicron ini adalah karantina bagi yang datang dari luar negeri. Jangan ada lagi dispensasi-dispensasi, apalagi yang bayar-bayar itu kejadian lagi," ucap Jokowi pada rapat evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/1).
(dhf/asa)