MUI Tegaskan Bentrok Maluku Tengah Bukan Konflik Agama

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jan 2022 08:40 WIB
Ketua Sinode GPM Pdt Elifas Maspaitella juga meminta masyarakat tetap tenang dan berkonsolidasi agar peristiwa di Maluku pada awal 2000 lalu tak terulang.
Ilustrasi kerusuhan warga berujung pembakaran di Maluku Tengah. (iStock/Kesu01)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bentrokan antarwarga pecah di perbatasan Desa Kariuw dan Desa Ori, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Rabu (26/1). Bentrok tersebut dipastikan bukan konflik agama.

Sekretaris MUI Maluku, Abdul Hadji Latuconsina meminta masyarakat tak terpancing informasi yang mengaitkan bentrokan tersebut dengan masalah agama.

"Selaku tokoh agama saya juga menyatakan bahwa konflik tersebut bukanlah masalah agama seperti yang diberitakan, maka simbol-simbol keagamaan jangan disalahgunakan," kata Abdul dalam keterangan resmi yang dibagikan Penerangan Kodam Pattimura, Rabu (26/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul merupakan salah satu tokoh masyarakat yang melakukan pertemuan dengan Pangdam XVI/Pattimura, Mayor Jenderal Richard Tampubolon dan sejumlah tokoh lainnya di Kodam Pattimura. Ia meminta masyarakat menahan diri dan mendukung TNI-Polri untuk menyelesaikan bentrok warga Desa Ori dan Kariuw.

Sementara Pangdam XVI/Pattimura, Mayor Jenderal Richard Tampubolon mengatakan pihaknya telah membantu kepolisian untuk mengamankan wilayah terdampak bentrok warga dua desa di Maluku Tengah. Richard mengajak masyarakat untuk sama-sama menjaga wilayah agar tetap kondusif.

Ia pun meminta masyarakat Maluku tak terpengaruh dengan konflik ini.

"Berikan kepercayaan kepada aparat untuk menyelesaikan persoalan ini dengan langkah-langkah terbaik," ujar Richard.

Ketua Sinode GPM Pdt Elifas Maspaitella juga meminta masyarakat tetap tenang dan berkonsolidasi agar peristiwa di Maluku pada awal 2000 lalu tak terulang.

"Kita sudah banyak belajar dari peristiwa itu, untuk itu maka saya mengajak kita semua sama-sama memelihara perdamaian dalam persaudaraan sejati di Maluku," kata Elfias.

Salah Paham Batas Wilayah

Dalam bentrokan tersebut, sejumlah rumah penduduk di desa Kariuw terbakar, dan warga akhirnya mengungsi akibat insiden tersebut.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Mohamad Roem Ohoirat, mengatakan bentrok antarwarga itu terjadi diduga karena kesalahpahaman terkait batas wilayah.

"Terjadi kesalahpahaman antara dua orang warga masyarakat yang kebetulan satunya berasal dari negeri Kariuw dan yang satunya berasal dari negeri tetangganya itu Ori," kata Roem, Rabu (26/1).

Roem mengatakan, kesalahpahaman ini berbuntut panjang hingga terjadi bentrokan antar warga dari dua desa tersebut. Menurutnya, warga di dua desa tersebut sudah lama berseteru mengenai batas wilayah.

"Konflik antara kedua desa ini sebelumnya sudah ada terkait dengan masalah tapal batas yang memang selama ini tidak terselesaikan sampai saat ini," kata Roem.

Menurut Roem, aparat kepolisian sudah dikirim untuk mengamankan lokasi bentrokan. Selain itu, Polda Maluku meminta warga dua desa yang sempat bertikai untuk menahan diri.

"Kami minta warga juga tidak terpengaruh dengan isu-isu menyesatkan, karena kita sudah berada di lokasi untuk melakukan pengamanan, dan penyelidikan," ujarnya.

Sementara itu, ribuan warga Kariuw memilih mengungsi ke tengah hutan untuk mencari perlindungan pascabentrok. Warga yang mengungsi mayoritas anak-anak, lansia, dan perempuan.

Warga setempat, DP, bercerita, warga terpaksa memutuskan untuk meninggalkan permukiman penduduk karena keterbatasan peralatan perang saat bom dan tembakan terus mengudara.

"Karena terbatas peralatan perang warga terpaksa lari meninggal kampung, karena sepi rumah-rumah mereka dibakar," ucap dia.

(dmi/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER