Pemerintah Indonesia tengah menghadapi lonjakan kasus virus corona (Covid-19). Peningkatan kasus secara signifikan mulai terasa di akhir Januari lalu. Kemudian meningkat tiga kali lipat di awal pekan Februari.
Pemerintah lantas meminta untuk masyarakat mewaspadai lonjakan kasus virus corona. Terutama Varian Omicron yang disebut mudah menular ketimbang varian Delta.
Perkembangan kasus virus corona di Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan dalam sepekan terakhir. Kenaikan terhitung 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :UPDATE CORONA 6 FEBRUARI 2022 Kasus Positif Bertambah 36.057, Pasien Meninggal 57 |
Selama periode 23-29 Januari, jumlah kasus Covid-19 dalam sepekan berjumlah 47.310. Naik pesat pada periode 30 Januari-5 Februari yang mencapai 149.660 kasus dalam sepekan.
Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Panjaitan meminta warga berusia 60 tahun ke atas yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid dan belum disuntik vaksin untuk tidak ke luar rumah selama sebulan ke depan.
"Saya usul dua minggu sampai sebulan ke depan untuk orang-orang yang saya sebut tadi, orang-orang kriteria 60 tahun ke atas eloknya tinggal di rumah dulu sementara," ujar Luhut.
Wisma Atlet Kemayoran mencatat sebanyak 5.934 pasien terpapar virus corona tengah menjalani rawat inap per hari ini, Minggu (6/2) pukul 08.00 WIB. Rinciannya, 2.701 pasien pria dan 3.233 pasien wanita.
Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) Wisma Atlet saat ini sudah mencapai 63,41 persen. Jumlah persentase BOR itu telah melampaui ambang batas aman yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni sebesar 60 persen.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mewaspadai lonjakan kasus varian omicron di DKI Jakarta dan Bali. Ia khawatir jumlah kasusnya akan melampaui puncak kasus Covid-19 varian delta.
"Tangerang dan Depok, jumlah kasus sudah melampaui (kasus) puncak delta. DKI dan Bali will follow very soon," ungkap Budi, Minggu (6/2).
Kemenkes sudah tidak memakai lima obat antivirus corona. Lima obat itu yakni Ivermectin, Klorokuin, Oseltamivir, Plasma Convalescent, dan Azithromycin.
"Lima obat itu tidak ada di paket kita ya," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Minggu (6/2).
Sebelumnya, lima obat itu dianggap tidak bermanfaat bagi pasien virus corona oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).