Lembang 25 Persen Imbas PPKM Level 3, PKL Bandung Tak Sampai Malam

Kuota pengunjung di objek wisata di Bandung Barat, termasuk Lembang, hanya mencapai 25 persen dari kapasitas total menyusul Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

Status PPKM Level 3 itu mulai berlaku pada Selasa (8/2) hingga Senin (14/2). Aturan ini akan ditindaklanjuti dengan surat edaran dari Pelaksana Tugas Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan.

"Objek wisata yang buka wajib membatasi jumlah kunjungan maksimal 25 persen. Kemudian wajib masuk PeduliLindungi, sehingga pengunjung yang boleh masuk itu hanya yang statusnya hijau," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat Heri Partomo, Rabu (9/2).

Pengunjung yang boleh masuk ke objek wisata di Bandung Barat selama PPKM level 3 ini, lanjutnya, wajib sudah mendapat suntik vaksin Covid-19 minimal dosis satu.

"Ketika Inmendagri (Instruksi Menteri Dalam Negeri terkait PPKM) sudah keluar, kami sudah langsung sampaikan ke grup WhatsApp pengelola objek wisata dan hotel agar semuanya mengikuti aturan itu. Untuk SE belum keluar, masih disusun," ujar Heri.

Jika pengelola objek wisata melanggar aturan, seperti melebihi kapasitas pengunjung yang sudah ditentukan, pihaknya tak segan akan memberikan sanksi tegas.

"Kita akan tegur dulu sampai sejauh mana dan seperti apa pelanggarannya karena kita juga tidak bisa seenaknya, kecuali kalau sudah jelas seperti yang terjadi di Subang," tutur Heri.

"Pastinya mereka juga enggak mau kalau sampai ditutup. Jadi, kalau penuh jangan memaksakan," imbuh Heri.

Senada, Kapolres Cimahi Ajun Komisaris Besar Imron Ermawan mengatakan sudah berkomunikasi dengan pengelola wisata untuk menerapkan pengetatan aktivitas pengunjung terutama saat libur akhir pekan.

"Kemarin sudah kita rapatkan dengan teman-teman pengelola wisata khususnya di Lembang, untuk melakukan pengetatan prokes dan pembatasan pengunjung ke objek wisata," katanya.

"Untuk penyekatan sampai sejauh ini belum ada tapi mungkin pelaksanaannya menyesuaikan," imbuh dia.

Sejalan dengan Bandung Barat, Kota Bandung menerapkan pembatasan dalam sejumlah aktivitas warga seiring peningkatan status PPKM ke level 3.

Melalui Peraturan Wali (Perwal) Kota Nomor 15 Tahun 2022 yang berlaku sejak 8 Februari, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan pembatasan diterapkan pula terhadap pedagang kaki lima (PKL) dan pasar kaget.

"PKL dan sebagainya itu sama, tidak ada alasan kekhususan bahwa mereka bisa beraktivitas sampai larut malam melebihi jam operasional yang sudah ditentukan," katanya.

Selain itu, keberadaan pasar kaget atau pasar minggu yang lazimnya ramai pada akhir pekan pun tampaknya akan dihentikan.

"Potensi kerumunan itu kan idealnya di dalam regulasi tidak diperbolehkan. Hal paling utama adalah edukasi dan pengawasan pengendalian masyarakat. Tidak ada ruang lagi, jangankan berkerumun, potensi kerumunan pun tidak, bila perlu tekan terus mobilitas masyarakat," cetusnya.

Di luar itu, ada pembatasan dalam sektor pendidikan, perkantoran, tempat ibadah, ketentuan tempat wisata, transportasi, dan lainnya. Apabila tidak ada kegiatan yang sangat penting, masyarakat diharap mampu menahan diri di rumah.

"Kami coba untuk mengendalikan (kerumunan) tapi bentuknya harus persuasif dan humanis," kata Ema.

Di Jawa Barat sendiri, kasus Covid-19 di terus mengalami peningkatan. Hal itu juga berpengaruh terhadap jumlah tempat tidur ruang isolasi Covid-19 dari 342 rumah sakit.

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan hingga saat ini tempat tidur ruang isolasi Covid-19 di Jabar mencapai 4.400, yang terisi 1.158 atau sekitar 26,32 persen.

"Untuk ruang isolasi tersedia 3.521, yang terisi 1.553 atau sekitar 44,11 persen. Dan ICU tersedia 414 yang terisi 78 atau 18,84 persen," kata Dewi, Rabu (9/2).