Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Joanes Joko mengaku akan membawa suara warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah yang menolak rencana penambangan batu andesit di wilayah itu ke Presiden Joko Widodo.
Hal itu ia utarakan saat menemui dan menyerap aspirasi elemen warga Desa Wadas yang menolak tambang batu andesit yang menuai polemik belakangan ini.
"Matur suwun (terima kasih) bapak/ibu sudah berkenan menemui kami, dan menyampaikan semuanya. Kami sudah dengar dan catat baik-baik suara bapak/ibu semua. Kami akan sampaikan ke bapak Presiden soal ini," kata Joko dalam keterangan resminya, Minggu (13/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joko menjelaskan tak terlihat lagi penjagaan dari aparat keamanan di lokasi yang menjadi tempat penangkapan puluhan warga tersebut. Aktivitas warga pun di klaimnya sudah tampak berjalan biasa.
Melihat kehadirannya, beberapa warga dan perwakilan LBH Yogyakarta langsung mengajak tim KSP ke serambi masjid Hidayatul Islam untuk berbincang-bincang. Awalnya, pertemuan hanya diikuti beberapa orang. Namun setelah beberapa jam, puluhan warga berdatangan dan tempat mengobrol pun pindah ke dalam masjid.
Di hadapan ratusan warga desa Wadas yang menolak tambang itu, Joko membuka dialog dengan etika masyarakat Jawa.
"Dalem nyuwun duko panjenengan, (saya minta marah bapak/ibu), kami datang kesini siap untuk mendengarkan unek-unek warga, silahkan ceritakan yang sebenarnya. Yang mau marah-marah, nggeh monggo (juga silahkan)," tutur Joko.
Mendapat kesempatan tersebut, warga turut buka suara soal insiden penangkapan hingga alasan penolakan penambangan batu andesit. Sesekali emosi warga tak terkontrol saat menceritakan kronologi peristiwa. Bahkan ada yang terlihat menangis.
Joko menegaskan ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dari verifikasi lapangan KSP terkait insiden wadas. Di antaranya evaluasi terhadap pelaksanaan operasi oleh aparat keamanan dan alasan penolakan warga yang didasarkan pada aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya.
"KSP akan mendorong proses dialog intensif antara pemerintah dengan masyarakat desa Wadas, agar sumbatan komunikasi bisa terselesaikan," kata Joko.
Aparat bersenjata lengkap diketahui dikerahkan ke Desa Wadas untuk mengawal pengukuran kawasan tambang Andesit untuk kebutuhan bendungan Bener, sejak Selasa (8/2) hingga Jumat (11/2).
Puluhan warga sempat ditangkap aparat. Beberapa di antaranya merupakan anak-anak dan orang lanjut usia. Mereka kemudian dibebaskan.
(rzr/mik)