Ketum KNPI: Pelaku Orang Suruhan untuk Bunuh Saya

CNN Indonesia
Selasa, 22 Feb 2022 14:14 WIB
Ketum KNPI : Pelaku Orang Suruhan untuk Bunuh Saya (Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama mengungkapkan dirinya enggan berspekulasi terkait dalang di balik pengeroyokan yang dialaminya.

Hal itu ia paparkan saat hadir sebagai saksi sidang kasus ujaran kebencian dengan terdakwa Ferdinand Hutahaean di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Saya tidak ingin berspekulasi, soalnya ada beberapa kasus yang DPP KNPI sedang concern sedang suarakan," kata Haris kepada wartawan, Selasa (22/2).

Haris merasa yakin bahwa pelaku pengeroyokan itu merupakan orang suruhan yang diminta untuk menghabisi nyawanya. Untuk itu dia berharap kepolisian dapat bergerak cepat untuk menangkap para pelaku agar motifnya segera terungkap.

"Saya berharap untuk [pelaku] bisa segera tertangkap karena saya sangat yakin bahwa pelaku tersebut dibayar untuk menghabisi nyawa saya karena ada bahasa kalimat 'bunuh' dan 'mati' saat ia memukuli kepala saya," tutur Haris.

"Karena bagian tubuh yang mereka hantam mereka incar itu hanya kepala belakang sama depan muka saya," pungkasnya.

Sehari sebelum sidang Haris dikeroyok oleh orang tak dikenal di depan Rumah Makan Garuda Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/2).

Haris menerangkan bahwa pengeroyokan itu terjadi sekitar pukul 14.10 WIB saat dirinya baru saja turun dari kendaraan.

"Dihajar dan dipukul oleh orang tidak dikenal lebih dari tiga orang, diduga sudah diikuti sejak dari rumah, pada saat di parkiran rumah makan di daerah Cikini, orang tersebut menghajar dengan batu dan benda tumpul lainnya," tutur Haris kemarin.

Setelah melakukan pemukulan, pelaku langsung kabur menggunakan sepeda motor. Haris pun langsung melaporkan peristiwa itu ke Polsek Menteng.

Sebelumnya, Haris melaporkan Ferdinand setelah akun Twitternya @FerdinandHaean3 sempat melontarkan cuitan "Kasihan sekali Allah-mu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allah-ku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allah-ku tak perlu dibela,". Namun, cuitan kontroversial itu telah dihapus di sosial media Twitternya.

Ferdinand mengklaim cuitan itu dibuat hasil pergumulan pribadinya yang tengah menderita penyakit menahun. Penyakit itu diklaim sangat mempengaruhi kesadarannya.

Proses hukum berjalan dengan cepat hingga naik ke level penyidikan. Dua hari setelah dilaporkan, Ferdinand diperiksa dan ditetapkan sebagai tersangka pada Senin (11/1). Dia lalu ditahan untuk kepentingan penyidikan.

(cfd/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK