Politikus partai NasDem, Saan Mustopa menilai bahwa usulan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin agar Pemilu 2024 ditunda karena alasan ekonomi tak masuk akal.
Menurut dia, pemilu sama sekali tak mengganggu pemilu. Toh, katanya, pemerintah pernah melakukan Pilkada pada Desember 2020 di tengah puncak kasus Covid-19.
"Jadi bahwa pemilu itu akan mengganggu stabilitas ekonomi kita sudah mencoba di tengah puncak pandemi Covid di tahun 2020 Desember," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau alasannya itu menurut saya ya kurang relevan juga," tambah Saan.
Wakil Ketua Komisi II DPR, itu juga mengingatkan bahwa pemerintah dan DPR telah menyepakati jadwal Pemilu yang akan digelar pada 14 Februari 2024. Menurut Saan, jadwal tersebut mestinya telah menegaskan pemerintah dan DPR telah sepakat bahwa Pemilu akan tetap terselenggara.
Dia pun mengingatkan Cak Imin bahwa Pemilu telah diatur dalam UUD 1945 dan digelar sekali dalam lima tahun. Menurut dia, semua pihak mestinya berkomitmen untuk taat pada konstitusi.
"Konstitusi kan sudah mengatur itu semua. Konstitusi kan mengatur semua tata kelola kenegaraan kita. Termasuk di demokrasinya," katanya.
Meski demikian, Saan menegaskan usulan Cak Imin murni sikap masing-masing partai, dan tak terkait dengan partai koalisi pemerintah. Menurut dia, meski dianggap telah menyalahi konstitusi, usulan menunda Pemilu tak akan mengganggu kebersamaan sesama partai koalisi.
Di sisi lain, dia pun menyampaikan partainya telah menolak wacana penundaan Pemilu, termasuk memperpanjang masa jabatan presiden lebih dari dua periode. Hal itu kata dia telah ditegaskan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh di berbagai kesempatan.
"Itu kan sikap masing-masing. Dan tidak menjadi bagian dari kesamaan dalam koalisi. Itu kan agenda masing-masing. Jadi, tidak terkait dengan kebersamaan koalisi," kata Saan.
(thr/isn)