Ratusan pengungsi mulai memadati halaman kantor Bupati Pasaman Barat Hamsuardi, Jumat (25/2), pukul 17.10 WIB.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, para pengungsi datang berbondong-bondong menggunakan motor, mobil pick-up hingga mobil truk.
Terllihat, mereka datang lengkap dengan membawa kebutuhannya masing-masing, mulai dari tikar, selimut, hingga popok bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pengungsi, Ed (60) mengaku merasakan getaran gempa karena bangunan rumahnya ikut bergetar dan ambruk.
"Pas pertama kali gempa, rumah cuman bergetar saja. Sedangkan gempa kali kedua membuat bangunan rumah saya rubuh," jelasnya kepada CNNIndonesia.com.
Dia juga mengaku belum memperoleh bantuan sama sekali sejak tadi pagi, baik itu makanan maupun air minum bersih.
"Saya dan orang-orang ini lapar, sama sekali belum makan sejak tadi pagi," lanjutnya.
Pengungsi lainnya, Adri (28) mengatakan rumahnya hancur tanpa sisa ketika gempa 6,2 SR itu terjadi. "Rumah saya itu bangunannya batu, jadi hancur semua," kata dia.
Meski begitu, Adri yang mengungsi bersama anak dan istrinya itu sudah memperoleh bantuan ketika pertama kali datang ke kantor bupati.
"Tadi sudah diberi makan oleh Bapak Satpol," katanya.
Hingga berita ini ditulis, jumlah pengungsi semakin banyak memadati lapangan yang berasal dari daerah sumber gempa, Jorong Kajai dan sekitarnya.
Bupati Pasaman Barat Hamsuardi meminta warga tetap tenang. "Masyarakat diminta tetap tenang dan saling bantu membantu mengatasi bencana ini," ujarnya, dikutip dari Antara.
Dia menyebut daerah terparah yang mengalami kerusakan ialah Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, dan Nagari Kinali.
Saat ini, kata dia, Wakil Bupati, Sekda Kabupaten, hingga BPBD sedang menuju lokasi yang paling parah untuk melakukan evakuasi dan penanganan lebih lanjut.
Hamsuardi juga mengimbau warga untuk tetap waspada karena masih ada kemungkinan terjadinya gempa susulan.
(nya/arh)