LP3ES Soal Tunda Pemilu karena Perang Rusia: Jaka Sembung Naik Ojek

CNN Indonesia
Selasa, 01 Mar 2022 18:26 WIB
Direktur Media dan Demokrasi LP3ES mengkritik para pihak yang menjadikan situasi pandemi, Perang Rusia, dan krisis ekonomi dalih untuk menunda Pemilu 2024.
Direktur Media dan Demokrasi LP3ES, Wijayanto mengkritik pihak yang menjadikan perang antara Rusia dan Ukraina sebagai alasan untuk menunda Pemilu 2024 mendatang. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Media dan Demokrasi LP3ES, Wijayanto mengkritik pihak yang menjadikan perang antara Rusia dan Ukraina sebagai alasan untuk menunda Pemilu 2024 mendatang. Wijayanto menilai konflik kedua negara itu tak memiliki hubungan sama sekali dengan proses pemilu di Indonesia.

"Lalu [alasan] perang Rusia dan Ukraina. Nah ini enggak nyambung ya kan. Jaka sembung naik ojek. Enggak nyambung jek," kata Wijayanto dalam sebuah webinar yang digelar LP3ES secara virtual, Selasa (1/3).

Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyebut perkembangan terakhir situasi global seperti konflik antara Rusia dengan Ukraina menjadi alasannya mendukung penundaan Pemilu 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wijayanto juga mengkritik para pihak yang menjadikan situasi pandemi dan krisis ekonomi untuk menunda pemilu. Ia pun menyinggung WHO yang sempat mengatakan ada peluang pandemi virus corona (Covid-19) berubah menjadi endemi.

"Wabahnya sudah tertangani dengan baik. Ada vaksinasi segala macam. Saya kebetulan penyintas omicron, dan alhamdulillah sudah negatif. Dan gejalanya enggak separah delta. Kok kemudian pandemi jadi alasan?" ujarnya.

Wijayanto menyatakan krisis ekonomi tak bisa dijadikan alasan untuk menunda pemilu. Justru sebaliknya, ia menganggap krisis ekonomi bisa menjadi momentum untuk pergantian kepemimpinan untuk membawa arah lebih baik.

"Pemilu itu kan salah satu mekanisme untuk memberikan hukuman kepada mereka yang dipilih bagi prestasi baik. Kalau gak bagus yaudah jangan dipilih lagi," katanya.

Lebih lanjut, Wijayanto menyebut penundaan pemilu pada hakikatnya upaya memperpanjang kekuasaan secara tak konstitusional. Menurutnya, bila terjadi amendemen UUD 1945 untuk menunda pemilu, langkah tersebut tak demokratis.

"Kalau Indonesia ingin menambah periode masa jabatan presiden atau memperpanjang kekuasaan menunda pemilu, saya katakan bahwa Indonesia enggak bisa disebut lagi sebagai negara demokratis," ujarnya.

Wacana penundaan Pemilu 2024 kembali berembus setelah disuarakan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ketum PAN Zulkifli Hasan. Cak Imin mengusulkan penundaan Pemilu 2024 dengan alasan pandemi Covid-19. Ia bahkan akan membawa usul itu ke Presiden Joko Widodo.

Usulan serupa pernah diutarakan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Menurutnya, dunia usaha menginginkan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi atas nama pemulihan pascapandemi.

Namun, wacana ini mendapat penolakan sejumlah pihak. Juru Bicara PKS Muhammad Kholid menyatakan tak ada kedaruratan nasional yang mengharuskan negara menunda Pemilu 2024 mendatang. Kholid meyakini bahwa pemerintah mampu menyelenggarakan pemilu sesuai dengan jadwal yang sudah ada tahun 2024 nanti.

"Tidak ada kedaruratan nasional yang memaksa bangsa ini harus mengubah konstitusi atau upaya-upaya di luar konsensus tersebut sehingga pemilu harus ditunda," ujar Kholid kepada CNNIndonesia.com, Selasa (1/3).



(rzr/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER