Berkarya Respons Peran Soeharto Hilang di Keppres 1 Maret Jokowi

CNN Indonesia
Jumat, 04 Mar 2022 17:25 WIB
Keppres Joko Widodo tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara hilangkan nama Presiden Soeharto sebagai sosok yang berperan dalam peristiwa itu.
Peran Soeharto dihilangkan di Keppres Jokowi tentang sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949. (AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Berkarya menyindir Keputusan Presiden (Keppres) Joko Widodo Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang tak mencantumkan nama Presiden RI kedua, Soeharto sebagai sosok yang berperan dalam peristiwa itu.

Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso meminta semua pihak agar jangan sekali-kali menghilangkan sejarah. Selain Jenderal Soedirman dan Sri Sultan Hamengku Buwono, ada nama Soeharto dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

"Jangan menghilangkan sejarah. Tidak boleh siapapun, atas nama apapun bisa menghilangkan sejarah," kata Priyo kepada CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Priyo mengaku tak keberatan dengan nama Soeharto yang hilang dalam daftar itu. Pihaknya juga tak akan mengajukan koreksi atas kekeliruan dalam Keppres penetapan Hari Kedaulatan Negara.

Mantan Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu mengaku hanya berprasangka baik kepada Presiden. Menurutnya, Presiden Joko Widodo barangkali khilaf tak mencantumkan nama Soeharto.

Namun, ia meyakini bahwa fakta sejarah dalam peristiwa itu telah diketahui publik, di mana ada peran Soeharto yang kala itu sebagai letnan kolonel dan menjabat sebagai Komandan Wehrkreise atau komandan di daerah pertahanan

"Keberatan sih nggak. Presiden Jokowi kemungkinan khilaf aja. Namanya orang. Tapi semua orang tahu," kata dia.

Serangan Umum 1 Maret 1949 merujuk pada peristiwa saat militer Republik menyerang pos-pos Belanda di Yogyakarta. Kala itu, Sri Sultan Hamengkubuwana IX, selaku raja Keraton Yogyakarta, mengirimkan surat kepada Jenderal Soedirman agar menyerang Belanda yang hendak kembali menduduki Indonesia pasca merdeka.

Sang Panglima Besar lalu meminta HB IX berkomunikasi dengan Komandan Brigade 10/Wehrkreise III Letkol. Soeharto.

Dalam Keppresnya, Jokowi menilai Serangan Umum I Maret 1949 merupakan bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Namun, dalam Keppres tak ada nama Soeharto, hanya Jenderal Soedirman dan Sri Sultan.

"Bahwa peristiwa Serangan Umum I Maret lg4g yang digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diperintahkan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman serta disetujui dan digerakkan oleh presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dan didukung oleh Tentara Nasional Indonesia, ..." Demikian dikutip dari Keppres tersebut.

(thr/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER