Sekelompok warga yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa DIY meminta Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin maju sebagai calon presiden alih-alih mendukung penundaan Pemilu 2024.
Hal itu diungkapkan massa yang terdiri dari 20 mahasiswa dan mahasiswi berbagai kampus di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM), DI Yogyakarta, Jumat (4/3) siang.
"Kami berharap juga Cak Imin mau mengikhitarkan dirinya untuk tidak mendukung pemilu ditunda, akan tetapi Cak Imin mau maju sebagai calon presiden 2024," ucap Rega Panji selaku koordinator aliansi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapannya juga Cak Imin mendengar mandat kami serta Cak Imin mau maju sebagai calon presiden RI tahun 2024 nanti," sambung mahasiswa Universitas Teknologi Digital Indonesia (UTDI) tersebut.
Kata Rega, dukungan disalurkan kepada Cak Imin setelah kajian mendalam terhadap sosoknya. Bahwa, Cak Imin adalah figur yang tumbuh besar serta berkontribusi dalam dunia aktivisme di Kota Yogyakarta.
Selain itu, lanjutnya, Cak Imin adalah figur yang humanis dan egaliter serta menjunjung tinggi nilai pluralisme.
"Fakta sejarah juga beliau pernah menjadi pimpinan termuda di DPR RI kemudian juga kader ideologis alami yang diwariskan secara langsung oleh Gus Dur," klaim dia.
Diketahui, Cak Imin mempopulerkan wacana penundaan pemilu, yang berdampak pada perpanjangan masa jabatan Presiden, dengan dalih, salah satunya, kepentingan ekonomi.
Wacana itu menuai gelombang kritik. Cak Imin pun mengaku hanya mengusulkan lantaran penentunya adalah Presiden Jokowi.
"Tentu saya hanya bisa mengusulkan, nanti yang akan ditentukan dan dibahas oleh para ketua umum dan juga oleh tentu penentunya adalah Bapak Presiden," dalihnya, di Makassar, pada Selasa (1/3).
Sejumlah pihak sempat menudingnya mengkudeta Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari PKB lewat modus dualisme kepengurusan, pada 2008. Saat itu, pemerintah SBY memilih mengesahkan kepengurusan kubu Cak Imin.
Dalam hal elektabilitas, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini berdasarkan sejumlah survei tak moncer. Survei Indikator Politik Indonesia pada Januari, misalnya, memperlihatkan hanya 0,3 persen responden mendukungnya.
Persentase itu di bawah Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (0,6 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (1,6 persen), dan kalah jauh dari Prabowo Subianto (13,1 persen).
Menurut survei kolaborasi antara Politika Research & Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) akhir 2021, elektabilitas Cak Imin juga cuma 0,1 persen.
Angka itu jauh di bawah Ketua Umum Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (0,6 persen), AHY (4,3 persen), dan Prabowo (21,6 persen). Pada survei yang sama, nama Cak Imin juga jadi opsi terakhir capres dalam simulasi koalisi parpol yang melibatkan PKB.
Survei capres Charta Politica Indonesia, 29 November - 6 Desember 2021, menempatkannya pada posisi 10 dengan elektabilitas 1 persen.
(kum/arh)