Was-Was Penumpang KRL Tanpa Jaga Jarak di Masa Pandemi

CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2022 07:15 WIB
Penumpang KRL Commuter Line mengkhawatirkan ketentuan pelonggaran salah satu protokol kesehatan (prokes) virus corona (Covid-19) yakni jaga jarak.
KAI Commuter menghapus marka atau tanda jaga jarak di kursi penumpang KRL (Tangkapan layar twitter @KAICommuter)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line mengkhawatirkan ketentuan pelonggaran salah satu protokol kesehatan (prokes) virus corona (Covid-19) yakni jaga jarak yang baru dimulai Rabu (9/3). 

Rahma salah satu penumpang KRL mengatakan, sejak diberlakukan kelonggaran jaga jarak, kondisi kereta sudah kembali seperti sebelum pandemi. Tak ada jarak hingga penuh berdesakan penumpang.

"Dempet-dempetan hari ini --kemarin-- penumpang, balik normal kayak dulu (sebelum pandemi). Semalam masih ada jarak tempat duduk. Baru pagi ini ada aturan kemenhub. Teman-teman kantor juga ada yang bawa anak pagi ini naik kereta ke kantor," kata Rahma kepada CNNindonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahma mengaku khawatir jika tanpa jarak, masih ada peluang penyebaran virus Corona dalam rangkaian kereta.

"Khawatir juga tertular. Sebelah ku pilek," kata Rahma.

Walaupun begitu, Rahma mengaku pasrah dengan ketentuan pelonggaran prokes jaga jarak ini. Ia berharap sebelum virus Corona hilang, pemerintah tidak membuat aturan pelonggaran prokes lainnya seperti penggunaan masker.

"Pasrah aja. Asal jangan sampai ada aturan baru buka masker," imbuhnya.

Hal yang sama diungkapkan penumpang KRL bernama Ikrar. Di tengah kekhawatirannya mengenai aturan pelonggaran prokes jaga jarak, ia tetap menjalankan prokes lainnya demi pencegahan penyebaran virus. 

"Memakai masker, sering mencuci tangan dan menyemprotkan hand sanitizer," jelas Ikrar.

Martin, penumpang lainnya, mengatakan sangat khawatir mengenai tanpa jarak di KRL. Hal itu lantaran saat diketatkan prokes di KRL, ia tetap terpapar. 

"Ya bagusnya sih tetap dijarak, supaya lebih bagus. Kalau mepet-mepet gitu kena itu, bisa menular. Pernah saya sekali itu kena waktu naik ke Bogor. Kena saya. Waduh ini panas, tenggorokan saya. Mau makan susah, menelan susah," ucap pria berusia 64 tahun itu.

 Tak semua penumpang khawatir dengan pelonggaran jaga jarak ini. Beberapa penumpang juga menyambut baik aturan tersebut.

"Insya Allah gak (khawatir). Pencegahan sih kita harus jaga aja. Mudah-mudahan aja gak ada masalah. Mudah-mudahan sekarang udah gak apa-apa, udah normal maunya mah. Ini (ketentuan jaga jarak baru) kabar baik," kata Asni, penumpang KRL.

Penumpang KRL lainnya, Fandi justru senang dengan ketentuan baru ini. Menurutnya, percuma penumpang yang duduk diberi jarak sedangkan penumpang yang berdiri berhimpitan.

"Justru senang sih. Karena percuma juga kalo misalnya bangku dibatesin tapi orang-orang yang berdiri itu dempet-dempetan juga. Jadi mungkin lebih baik tetap dimaksimalkan bangku yang ada di dalam gerbong. Tapi tetap sih protokol kesehatan kayak masker dan gak boleh ngomong di dalam kereta itu mesti tetap diperhatiin sih," ujar Fandi.

(pop/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER