Korban Kerangkeng Bupati Langkat Alami Gangguan Jiwa Usai Disiksa

CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 17:03 WIB
Kerangkeng manusia yang didirikan di rumah Bupati Langkat nonaktif, Terbit Perangin Angin membuat korban kekerasan alami gangguan jiwa.
Kerangkeng manusia Bupati Langkat. (cnnindonesia/faridanoris)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyebut sejak ditemukannya kerangkeng manusia yang didirikan di area rumah mewah Bupati Langkat nonaktif, Terbit Perangin Angin, para korban kekerasan mengalami gangguan jiwa.

"Trauma akibat pengalaman buruk berhubungan dengan Terbit Perangin Angin," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi dalam laporan LPSK yang dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (16/3).

Selain mengalami gangguan jiwa, para korban juga rendah kepercayaan Polisi akan menindak tegas para pelaku. Hingga kini para pelaku masih terlihat bebas berkeliaran dan masih dirasa sebagai ancaman bagi korban dan keluarganya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian korban dan keluarganya memilih aksi "tutup mulut" atau menghindar dari proses hukum. Edwin Partogi mengungkap berbagai macam penyiksaan ditemukan di sana.

Alat penyiksaan yang digunakan, antara lain selang kompresor, kunci inggris, batu besar, rokok, palu, dan tetesan/lelehan plastik. Kekerasan itu dilakukan di dalam kerangkeng dan di luar kerangkeng diantaranya di Gudang Cacing, Perkebunan Sawit, Pabrik Sawit serta kolam.

Selain penyiksaan, ditemukan pula indikasi kerja paksa di kerangkeng milik Terbit. Para korban yang berada di dalam kerangkeng dieksploitasi untuk bekerja sebagai buruh pabrik dan penyedia pakan ternak.

"Jam kerja dari pukul 08.00 pagi sampai 17.00 dan 20.00 sampai 08.00 pagi. Pekerjaannya station process, perawatan, penyediaan pakan ternak, dan membeli sawit," sebut dia.

Dikatakan Edwin, ditemukan adanya perbedaan perlakuan antara penghuni kerangkeng dengan pekerja buruh pabrik.

"Buruh pabrik yang digaji menggunakan sepatu, seragam dan helm, sementara korban hanya menggunakan celana pendek, tak beralas kaki, tak menggunakan helm dan kepalanya botak," ungkapnya.

Edwin menilai bahwa dari temuan rumah tahanan (rutan) ilegal milik Bupati langkat ini maka dapat dikatakan bahwa perbudakan manusia terjadi bukan hanya karena modus operasi eksploitasi berbasis keuntungan materiil.

"Tetapi juga karena mereka yang tahu dan berwenang tidak mau mengambil tindakan akibat pengaruh dan kuasa local strongman tersebut," pungkasnya.

(lna/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER