Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyatakan terduga hingga tersangka terorisme meningkat dalam waktu tiga tahun terakhir. Penangkapan ini menandakan sel-sel terorisme di Indonesia tetap aktif.
Kepala Densus (Kadensus) 88, Irjen Marthinus Hukom menyebut pihaknya menangkap sedikitnya 370 teroris sepanjang 2021. Sedangkan pada tahun lalu hanya 232 teroris.
Lihat Juga : |
"Secara kuantitatif penangkapan itu kan meningkat dari 2020 [sebanyak] 232 menjadi 370 (pada 2021), artinya sel-sel terorisme ini tetap aktif," kata Marthinus usai rapat tertutup dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senin (21/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marthinus mengatakan meningkatnya jumlah teroris yang ditangkap ini lantaran pihaknya menggunakan strategi preventive strike. Langkah ini dilakukan untuk menekan aksi terorisme di tengah masyarakat.
Menurutnya, penangkapan yang dilakukan terhadap para terduga ataupun tersangka terorisme sudah memiliki bukti cukup.
"Sehingga pada tahun 2021 itu penangkapan itu menurunkan tingkat attack atau kejadian terorisme," katanya.
Lebih lanjut, Marthinus mewaspadai gelombang terorisme usai deklarasi pemimpin baru ISIS di Suriah beberapa waktu lalu. Ia meyakini ISIS hingga kini masih mengendalikan kelompok terorisme di Indonesia.
Terbukti, belum lama ini pihaknya baru saja menangkap lima hingga enam orang terduga pelaku terorisme terkait ISIS. Mereka biasanya menyebarkan propaganda ISIS melalui media sosial yang telah diterjemahkan.
"Artinya secara ideologi, secara spirit, mereka tuh masih tetap ada, walaupun di Timur Tengah mereka kehilangan teritori, tapi dengan hadirnya pemimpin baru, artinya ada napas atau angin segar buat mereka untuk kembali eksis," ujarnya.
(thr/fra)