Menkes: Orang Eropa Sudah Capek Covid, Asia Lebih Takut

CNN Indonesia
Rabu, 23 Mar 2022 20:12 WIB
Ketimbang masyarakat di negara-negara Asia, Menkes menyebut tekanan masyarakat di Eropa terhadap pemerintahnya terkait pandemi cukup kuat.
Budi Gunadi Sadikin (Muchlis - Biro Pers)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin angkat suara ihwal perbedaan relaksasi pembatasan sosial di masa pandemi antara sebagian besar negara di Eropa dan Asia.

Budi menjelaskan, perbedaan relaksasi atau pelonggaran pembatasan di masa pandemi tidak murni persoalan kesehatan. Menurut dia, kebijakan tersebut juga dipengaruhi aspek politik berupa tekanan masyarakat kepada pemerintah maupun parlemen.

Ketimbang masyarakat di negara-negara Asia, Budi menyebut tekanan masyarakat di Eropa terhadap pemerintahnya terkait pandemi cukup kuat. Tekanan itu juga dipengaruhi yang menyebut umumnya warga Eropa sudah tidak takut dan jenuh dengan Covid

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa orang Eropa itu sudah capek, sudah tidak takut kena Covid dibandingkan yang lainnya. Orang Asia masih lebih takut terhadap Covid, takut terkena dan takut wafat," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (23/3).

Dia mencontohkan, beberapa negara Eropa yang sudah melakukan relaksasi seperti Inggris, Norwegia, Swedia, Denmark, hingga Spanyol. Kebijakan relaksasi di negara-negara itu, katanya, tak murni karena faktor kesehatan, namun lebih tinggi dipengaruhi karena faktor politis.

Padahal, di sisi lain, lanjut Budi, tren penambahan kasus Covid masih relatif tinggi di negara-negara tersebut. Menurut dia, faktor politis juga mempengaruhi transisi dari pandemi ke endemi.

"Ini adalah satu realitas yang kita hadapi bahwa transisi dari pandemi-endemi tidak murni dari sektor kesehatan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan sosial politik," katanya.

Lebih lanjut, Budi menegaskan bahwa pemerintah hingga kini masih mengutamakan faktor kesehatan ketimbang pertimbangan politis seperti negara-negara Eropa. Dia khawatir pertimbangan karena faktor politis justru berdampak pada peningkatan kasus yang kembali tak terkendali.

"Tapi memang sebaiknya pertimbangan sektor kesehatannya harusnya lebih tinggi sehingga kebijakan policy yang diambil tidak berbasis full emosi tapi juga ada berbasis scientific-nya," katanya.

Meski demikian, Budi di kesempatan yang sama mengaku telah menargetkan transisi pandemi menuju endemi Covid di Indonesia dapat tercapai setidaknya pada September 2022. Catatannya, tidak ada mutasi virus corona baru yang memiliki karakteristik berbahaya dan menyebabkan laju penularan tinggi.

"Saya rasa mungkin di akhir bulan ini reproduction rate kita bisa di bawah satu. Jadi kalau Maret bisa di bawah satu, kita tarik 6 bulan dari Maret, kalau mudah-mudahan tidak ada varian baru, ya mudah-mudahan bisa kita atasi," kata dia.

(thr/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER