Ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi damai bertajuk #RakyatJogjaMenggugat di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Jumat (25/3). Aksi ini dimotori Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI), yang diikuti sejumlah emak-emak.
Mereka membawa sejumlah spanduk berisikan tuntutan, antara lain penolakan perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu, hingga penurunan harga sembako.
Para emak-emak ini turut membawa peralatan memasak seperti panci, spatula, juga wajan. Mereka memukulkan peralatan dapurnya dan membuat suasana demo kian riuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari gas, minyak goreng, telur, kedelai, dan lain-lain. Menyebabkan mak-mak menjerit, pusing tujuh keliling dan tidak tahu lagi ngecakke (membagi) uang seperti apa," kata Nur Aisyah dari Persaudaraan Mak2 Indonesia dalam orasinya.
Para emak-emak turut mengeluhkan antrean minyak goreng di mana-mana. Ujung-ujungnya mempengaruhi finansial dan usaha mereka lantaran harus mengeluarkan biaya lebih ketika harus belanja di toko modern.
"Kenapa Bapak presiden hal ini terjadi?" ujarnya.
Mereka mendesak pemerintah segera menurunkan harga-harga kebutuhan pokok tersebut. Para wakil rakyat juga diminta tak tinggal diam melihat situasi serba sulit ini.
"Jangan sampai emak-emak se-Indonesia marah dan mogok massal," katanya.
Presidium Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI), Syukri Fadholi mengatakan aksi kali ini juga sebagai bentuk penolakan terhadap wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu.
"Kebijakan memperpanjang jabatan presiden dan menunda pemulu adalah makar terhadap konstitusional. Maka dari itu rakyat, khususnya umat Islam harus berani menolak. Kita melihat secra pasti apa yang dilakukan mereka adalah prinsip dasar orang-orang yang haus dengan kekuasaan dan jabatan, tapi menelantarkan rakyat," kata Syukri.
Dengan situasi sekarang yang dirasanya menyengsarakan rakyat, pihaknya menilai tak perlu kompromi untuk melanggengkan era pemerintahan sekarang.
"Apakah Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) boleh 3 kali (menjabat)? Tidak!" ujarnya.
(kum/fra)