Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menunda melaporkan kasus pencatutan nama dalam permintaan sumbangan Rp800 juta.
Awalnya, Ngabalin berniat melapor ke Polda Metro Jaya hari ini. Namun, ia mengubah rencana untuk melapor ke Bareskrim Polri esok hari.
Lihat Juga : |
"Ya, besok, besok jam 10.00 WIB di Bareskrim" kata Ngabalin saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini, Ngabalin melaporkan kasus pencatutan nama ke Kepala Staf Presiden Moeldoko. Pertemuan digelar tertutup di Gedung Bina Graha, Istana Kepresidenan, Jakarta.
Setelah pertemuan, Ngabalin dan Moeldoko menggelar jumpa pers. Mereka menegaskan KSP tidak pernah menerbitkan surat untuk meminta sumbangan.
Moeldoko memerintahkan Ngabalin untuk melapor ke kepolisian. Ia juga mempersilakan kepolisian untuk menangkap siapa pun yang mencatut nama KSP.
"Saya pastikan seluruh kegiatan KSP dibiayai oleh APBN. Jadi, jika ada yang ngaku-ngaku dan minta macam-macam, tangkap saja!" kata Moeldoko dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan Jakarta.
Moeldoko berkata pihaknya akan menempuh jalur hukum. Ia menugaskan Ngabalin untuk melapor ke kepolisian.
"Saya minta Pak Ngabalin agar bisa membersihkan kantor KSP dari berbagai tipu daya, penipuan, dan pada akhirnya masyarakat dirugikan. Maka besok pagi Pak Ngabalin akan melaporkan ke Bareskrim," ujarnya.
Moeldoko meminta masyarakat waspada dengan pihak-pihak yang mengatasnamakan KSP. Ia memastikan KSP tidak pernah meminta sumbangan ataupun jual beli jabatan.
Mantan Panglima TNI itu meminta warga yang menemukan pencatutan nama KSP untuk melapor. Moeldoko menyampaikan KSP menerima laporan warga 24 jam.
Sebelumnya, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis mendapat surat permintaan sumbangan senilai Rp800 juta. Surat itu berkop KSP dan dibubuhi tanda tangan Ngabalin.
Azis mengatakan tak percaya dengan surat itu. Ia pun meyakini KSP tak akan meminta sumbangan ke pemda.
"Suratnya memang masuk, tetapi saya kira kepala daerah bukan orang yang kemudian bisa dibodohi dengan hal yang demikian," ucap Azis di Kota Cirebon, dikutip dari detik.com, Selasa (5/4).
(dhf/fra)