Ganjar soal Tambang Wadas: Sebenarnya Saya Tak Terlalu Punya Otoritas

CNN Indonesia
Kamis, 07 Apr 2022 09:26 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut pihaknya tak memiliki banyak kewenangan dalam proyek penambangan batu andesit dan penanganan konflik di Wadas.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut pihaknya tak memiliki banyak kewenangan dalam proyek penambangan batu andesit dan penanganan konflik di Wadas. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut pihaknya tak memiliki banyak kewenangan dalam proyek penambangan batu andesit dan penanganan konflik di Wadas, Bener, Purworejo.

Ganjar menegaskan penambangan andesit di Wadas untuk kebutuhan material proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener. Artinya, hal itu bukanlah ranah Pemprov Jawa Tengah, melainkan Kementerian PUPR.

"Ini bukan pekerjaannya Pemprov, ini pekerjaannya PUPR, yang membebaskan (lahan) BPN, yang mengamankan polisi, yang mengerjakan di lapangan BBWSO, sebetulnya saya tidak terlalu punya otoritas di sini," kata Ganjar di sela ceramah tarawih, Masjid UGM, Sleman, Rabu (6/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar mengklaim dirinya sebagai seorang kepala daerah bersedia turun tangan menjembatani dialog antara pemerintah dan warga Wadas terimbas tambang.

"Ketika terjadi sesuatu dan tidak ada pemimpin yang berani angkat tangan (berkata) saya bertanggung jawab, maka saya bilang saya bertanggung jawab dan harus datang untuk berdialog dengan mereka," ucapnya.

"Pada saat itu lah kita ajak Komnas HAM saja ajak, 'bro sampeyan saja yang menjembatani karena kalau mereka melihat wajah saya itu pasti (berpendapat) ini menindas, ini tidak kompromi, ini ngawur'. Padahal ketika sebuah sistem itu kita jelaskan dengan baik ruangnya (Pemprov Jateng) tidak ada," sambungnya.

Ganjar sendiri menyatakan pihaknya bersedia mengundang seluruh pihak terkait dan secara transparan memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait penanganan konflik Wadas serta Bendungan Bener. Duduk berembuk bersama, menurutnya, lebih baik ketimbang berdebat.

Kehadiran Ganjar sendiri sebagai penceramah tarawih di Masjid UGM, Sleman, disambut pemasangan spanduk bernada protes oleh simpatisan warga Wadas.

Spanduk dibawa dan dibentangkan oleh beberapa jamaah di area dalam masjid bertuliskan 'Save Wadas'. Di sisi luar, nampak spanduk kain bertuliskan 'Kelestarian Alam Bagian dari Iman'.

"Ya ini simbolik aja ya itu cuma kebetulan ada Ganjar juga makanya kita hari ini melakukan hal seperti ini, simbolik saja," kata Umar, salah satu jamaah yang memajang spanduk di area luar.

Umar bersama beberapa rekannya pemegang spanduk lainnya mengaku sebagai simpatisan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo. Mereka pun menolak penambangan batu andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener.

"Ini sebagian solidaritas kami kepada masyarakat Wadas yang terkena represifitas kepada waktu itu hingga saat ini, masyarakat masih belum mendapatkan kepastian dari pemerintah untuk kepastian dan yang lain-lain," jelasnya.

Sementara itu Ganjar di sela-sela ceramahnya sempat mengutarakan dirinya memperhatikan pula spanduk tersebut. Politikus PDIP itu pun mempersilakan spanduk tersebut dibentangkan.

"Ada yang bawa spanduk, diangkat juga saya tidak apa-apa karena itu bagian dari exercise politik, diangkat aja mas enggak apa-apa. Ini bagian dari salat Tarawih yang sangat menarik di UGM. Inilah demokrasi," kata Ganjar disambut tepuk tangan jemaah.

Ganjar tak ambil pusing dengan aksi para simpatisan warga Wadas yang membentangkan spanduk berisi protes.

"Dan saya sangat senang dengan kekritisan kawan-kawan dan inilah diskusi yang selalu terbuka untuk mendewasakan kita semuanya," ujarnya.

Warga Wadas masih mendesak Ganjar untuk mencabut Izin Penetapan Lokasi (IPL) penambangan batuan andesit untuk proyek Bendungan Bener. Namun, Ganjar hingga kini belum merealisasikan tutuntan warga Wadas itu.

(kum/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER