Puluhan TKI Bali Ditipu Terlunta-lunta di Turki, Baru 11 Dipulangkan

CNN Indonesia
Jumat, 08 Apr 2022 00:26 WIB
Ilustrasi. Dari puluhan pekerja migran Indonesia asal Bali korban penipuan yang terlunta-lunta di Turki, baru 11 yang akan kembali ke nusantara. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Denpasar, CNN Indonesia --

Dari puluhan tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) asal Bali yang terlunta-lunta di Turki, baru 11 yang dipulangkan kembali ke Indonesia.

Sebanyak 11 orang itu rencananya tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada Jumat (8/4) sore.

"Sekitar 11 orang dipulangkan, kemungkinan sore tiba," kata I Putu Pastika Adnyana selaku Kuasa Hukum PMI asal Bali, saat dihubungi, Kamis (7/4).

Ia menyebutkan, proses pemulangan PMI asal Bali kenapa baru dilakukan saat ini, karena awalnya terduga terlapor atau pelaku penipuan yang membawa para PMI menjanjikan akan membelikan tiket dan pulang pada 28 Maret lalu.

Namun, pada 26 Maret 2022 terduga pelaku menyampaikan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Ankara, Turki, tidak sanggup membelikan tiket tersebut.

"Jadi, itu yang ditunggu oleh para korban. Tetapi, pada last minute itu di tanggal 28 Maret yang dijanjikan kemarin, di tanggal 26 Maret, kira-kira seperti itu dia menginfokan ke KBRI bahwa dia tidak sanggup membelikan tiket kepada korban untuk kepulangan mereka," ujarnya.

"Akhirnya, dari pihak KBRI dan KJRI langsung rapat internal di KBRI untuk solusinya. Akhirnya, para korban ini diminta untuk membuat surat keterangan tidak mampu untuk bisa diklaim kepada pemerintah. Supaya, pemerintah yang membelikan tiketnya untuk kepulangannya," sambungnya.

Saat ini, para PMI Bali dalam penanganan dan pengawasan KBRI dan KJRI di Ankara Turki. Namun, dari 29 PMI yang jadi korban penipuan baru 11 orang yang akan dipulangkan karena sisanya masih terkendala administrasi.

"Yang baru bisa dipulangkan sekian tetapi nanti pasti ada dipulangkan lagi. Karena mereka itu diberangkatkan ke Turki dengan visa holiday otomatis sampai di situ di negara penempatan itu, tidak mungkin mereka bisa bekerja tanpa legalitas yang jelas," ujarnya.

"Yang kedua, tidak mungkin mereka bisa memproses izin tinggal di situ. Karena dengan izin tinggal pun dari masyarakat kita yang ada di Turki ini tidak menjamin mereka bisa mendapatkan visa kerja. Karena tidak ada yang menjamin.

Ia juga menyatakan, bahwa awalnya laporan penipuan para PMI ini dilayangkan ke Polda Bali, mengingat waktu dan jarak yang mesti harus dilakukan dalam proses pemeriksaan baik itu pelapor dan saksi-saksi. Namun, karena banyak korban dari Buleleng maka dilimpahkan ke Polres Buleleng, Bali.

"Para PMI itu, sebagian besar warga (Kabupaten) Buleleng. Tapi juga ada warga lainnya di daerah lain di Bali," kata Putu Pastika.

"Makanya, dari pihak Polda Bali melimpahkan perkara ini untuk diproses di Polres Buleleng untuk mempermudah penyidik mendapatkan informasi dan pemeriksaan saksi-saksi dan korban juga," jelasnya.

Ia juga menyampaikan, bahwa para PMI Bali nantinya akan dijemput oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Bali, di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan langsung diantarkan ke rumahnya masing-masing.

Sementara, untuk para terduga pelaku penipuan menurutnya saat ini masih penyidikan oleh Polres Buleleng dan menurutnya para pelaku lebih dari tiga orang. Mereka ada yang di Singaraja, Buleleng, dan juga ada di Turki.

"Sampai detik ini, belum ditetapkan tersangka dan mungkin ada mekanisme-mekanisme yang harus dilakukan oleh penyidik polres Buleleng. Kemungkinan lebih dari tiga, saya kira itu sindikat dan sudah penyidikan. Tinggal menunggu kepulangan para PMI dan langsung membuat laporan ke polres Buleleng," ujar Putu Pastika.

(kdf/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK