Mahasiswa peserta aksi demonstrasi protes Presiden Joko Widodo di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sempat ricuh. Massa melempari gedung DPRD Sultra dengan batu.
Kericuhan bermula saat massa mahasiswa memaksa menerobos barikade polisi di Gedung DPRD Sultra. Pada sekitar pukul 13.20 Wita, massa yang terlibat bentrok dengan polisi melempari polisi dengan batu. Mereka juga membakar petasan dan mengarahkannya ke barikade polisi.
Polisi masih terus berjaga. Namun polisi sempat dipukul mundur akibat ratusan massa terlihat lebih anarkis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mohon tidak melempar, mari kita jaga bersama keamanan dan ketertiban," imbau polisi lewat pengeras suara, mengutip detikcom, Senin (11/4).
Tak hanya melempar batu ke arah aparat keamanan dan gedung DPRD, massa juga merusak pagar seng Kantor Balai Kota Kendari yang berdekatan di wilayah itu.
"Tidak ada yang melempar, kami imbau hentikan aktifitas Anda," tambah polisi.
Massa tak mengindahkan imbauan polisi terus melempari batu. Polisi pun beberapa kali melepas tembakan gas air mata untuk memukul mundur massa.
Sebelum demo ricuh, Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh berada di tengah massa untuk mendukung aspirasi yang diperjuangkan. Ia memastikan DPRD Sultra sudah membulatkan suara untuk mendukung aspirasi massa saat ini.
"DPRD Sultra dengan tegas menolak presiden 3 periode, menolak adanya penundaan Pemilu 2024, menolak kenaikan BBM dan persoalan yang menjadi tuntutan adik-adik," kata dia di tengah massa.
Hingga pukul 14.25 Wita, massa masih bertahan di perempatan Jl H Abdullah Silondae. Polisi masih terus melepaskan tembakan gas air mata untuk menghalau massa yang masih melempar batu.
Namun menurut pantauan CNNIndonesia TV, pada pukul 15.20 Wita massa sudah berhasil dikendalikan polisi.
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/dal)