Sejumlah organisasi lingkungan melayangkan somasi kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terkait pencemaran sungai.
Kelompok organisasi pemerhati lingkungan yang melayangkan teguran itu adalah Ecoton, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), dan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI).
Pendiri Ecoton, Daru Setyorini mengatakan somasi itu dilayangkan menyusul hasil temuan pihaknya yaitu empat sungai besar di pulau Jawa sudah tercemar mikroplastik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat sungai yang dimaksud yaitu Sungai Brantas di Jatim, Sungai Bengawan Solo di Jateng dan Jatim, Sungai Citarum di Jabar dan Sungai Ciliwung di Jabar dan DKI Jakarta. Oleh sebab itu, menurutnya empat pemprov terkait harus bertanggung jawab.
"Atas pertimbangan tersebut, kami melayangkan somasi atau teguran kepada para gubernur di Jawa agar segera merespons krisis kualitas air sungai dan sampah di wilayah administratif masing-masing," kata Daru dalam konferensi pers daring, Selasa (12/4).
Hingga berita ini ditulis, CNNIndonesia.com belum mendapatkan pernyataan resmi dari masing-masing pemprov atau gubernur terkait somasi Walhi dkk tersebut.
Lihat Juga : |
Daru mengatakan pihaknya menilai dalam memulihkan empat sungai itu, pemerintah setidaknya membutuhkan lima hal. Lima hal itu adalah instrumen hukum pengelolaan sampah dan limbah, kelembagaan formal yang kuat mulai dari tingkat desa hingga provinsi.
Lalu dibutuhkan juga sarana-prasarana pengelolaan sampah yang mudah dioperasikan, pelibatan aktif masyarakat, hingga alokasi anggaran memadai.
Direktur Eksekutif Ecoton, Prigi Arisandi mengatakan pihaknya menemukan menemukan 97 partikel mikroplastik per 100 liter air Sungai Bengawan Solo. Sedangkan di Citarum ditemukan 121 mikroplastik/100 liter air, Ciliwung 198 mikroplastik/100 liter air, serta Brantas 107/100 liter air.
Menurut Prigi, pencemaran mikroplastik di empat sungai itu merupakan ancaman serius bagi manusia. Sebab, empat sungai itu merupakan sumber air baku PDAM dan juga sumber irigasi pertanian.
Bahkan, kata Prigi, kontaminasi mikroplastik ini sudah masuk ke dalam tubuh manusia. Hal itu diketahui usai pihaknya meneliti tinja dari 102 orang yang hidup bergantung pada empat sungai itu dan menemukan mikroplastik di dalamnya.
"Sampel kotorannya masing-masing 10 gram. Kita menemukan rata-rata sekitar 17-20 partikel mikroplastik dalam feses manusia itu," kata dia.
Prigi menuturkan, keberadaan mikroplastik dalam tubuh berbahaya dan berpotensi menimbulkan sejumlah risiko kesehatan. Beberapa risiko itu seperti gangguan perkembangan otak, pemicu kanker, dan diabetes karena mikroplastik mengandung zat aditif Bisphenol-A.
Kedua, kandungan phthalate dalam mikroplastik juga bisa menimbulkan gangguan sistem hormon seperti menstruasi dini, kualitas dan kuantitas sperma menurun, serta menopause dini. Ketiga, risiko terkontaminasi bakteri E.Coli (penyebab penyakit diare) dan S.Typhi (penyebab penyakit tipes) karena patogennya menempel pada mikroplastik.
Prigi melanjutkan, keberadaan mikroplastik juga berpotensi menimbulkan risiko ganda. Musababnya, mikroplastik mudah mengikat senyawa polutan yang ada di perairan seperti logam berat, pestisida, detergen, nitrat, nitrit, dan phospat.
"Polutan-polutan tersebut akan diikat oleh mikroplastik dan jika tidak sengaja terkontaminasi oleh manusia maka akan diikat dengan molekul-molekul kompleks dalam tubuh," kata dia.
Itu semua adalah hasil dari riset yang dilakukan dalam rentang waktu Agustus 2021 hingga April 2022.