Koordinator Isu Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Dwiki Sandy kembali menegaskan pandangan terhadap Orde Baru yang memberangus kebebasan.
Hal itu disampaikan Dwiki merespon penyataan Koordinator BEM SI Kaharuddin yang sebelumnya menyebut Orde Baru memberikan kebebasan kepada masyarakat.
"Sebenarnya kita semua sepakat, jika di era orde baru tidak ada kebebasan, karena jelas diberangus oleh rezim saat itu," kata Dwiki kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwiki kemudian menyindir pihak pendukung dan buzzer pemerintah Joko Widodo yang memanfaatkan kegugupan Koordinator BEM SI yang salah ucap soal Orde Baru.
"Menurut saya itu hanya tergelincir narasi saja yang kemudian digoreng oleh buzzer dan pendukung pemerintah," ujar Dwiki.
"Korpus kita, mungkin saat berbicara itu, sedikit keliru dalam menyampaikan, itu juga sudah beliau klarifikasi di akun Twitter resminya," sambungnya.
Mantan aktivis '98 sekaligus politikus PDIP, Masinton Pasaribu meminta publik tak buru-buru menghakimi Koordinator BEM SI Kaharuddin. Menurut Masinton, selagi masih mau melakukan koreksi, kesalahan Kahar mestinya masih dalam koridor yang bisa dimaklumi.
"Kita jangan menghakimi semangat perjuangan anak-anak muda dan mahasiswa yang mau turun ke jalan protes kesemena-menaan. Jika ada kesalahan kecil dan mau mengoreksi kekurangannya, bisa dimaklumi," kata Masinton kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/4).
Menurut dia, publik tak selaiknya menuntut mahasiswa untuk sempurna. Dia bilang, mahasiswa umumnya masih muda dan memiliki waktu untuk menjadi lebih matang.
Karena itu, ucap Masinton, tak etis semangat perjuangan mahasiswa dipadamkan dengan mengekspos kelemahan yang padahal masih bisa diperbaiki.
"Semangat perjuangan mereka jangan dipadamkan dengan mengekspos kelemahan yang masih bisa diperbaiki dengan belajar. Sepanjang tidak anti pancasila dan kebhinekaan," katanya.
Masinton yang berada satu acara dengan Kahar saat menyampaikan pandangannya, mengaku sudah menyampaikan langsung agar Kahar meralat dan mengoreksi pernyataan.
Menurut dia, kekeliruan Kahar harus menjadi refleksi dan otokritik terhadap aktivis gerakan mahasiswa lain. Masinton terutama meminta aktivis mahasiswa terus memperkaya literasi sejarah pergerakan dengan membaca buku sejarah dan berdiskusi dengan angkatan '98.
"Baca buku dan berdiskusi dengan senior lintas angkatan gerakan mahasiswa kami lakukan ketika saat mahasiswa. Misal dengan Bang Hariman dan kawan-kawan angkatan 74, Bang Rizal Ramli angkatan 77/78, begitupun dengan komunitas diskusi dan NGO," katanya.
Sebelumnya, Kaharuddin menjadi sorotan lantaran menyebut pemerintahan Orde Baru telah menghadirkan kebebasan. Pernyataan Kaharuddin di sebuah stasiun televisi swasta itu kemudian viral di media sosial.
Pernyataan itu disampaikan Kahar saat membandingkan Orde Lama, Orde Baru, dan setelahnya atau pasca reformasi. Dia pun mempertanyakan bahwa masyarakat hari ini masih tak mendapat kesejahteraan maupun kebebasan.
Tak selang lama, Kahar pun memberikan klarifikasi atas pernyatannya. Lewat akun Twitter pribadinya, Kahar mengatakan maksud pernyataannya ialah bahwa rakyat mendapat kesejahteraan di masa Orba, namun tidak dengan kebebasan.
"Koreksi dari Ketua BEM SI: Orde Baru kita dapat kesejahteraan, tapi tanpa kebebasan dan keadilan. Panjang Nafas Perjuangan," ucap Kahar.